Senin, 18 Februari 2019

SINOPSIS Movie The Princess and The Matchmaker di Tahun 2018 Part 7 end


The Princess and The Matchmaker
Part 7 – End






Nyesek banget ... Pemeran utama kita terikat tak berdaya, padahal Seo Do Yoon berusaha untuk menggagalkan pernikahan Yoon Si Kyeong si licik dan Ongju. Teringat kembali keinginan Ongju jika ia menikah adalah ingin hidup bahagia dan lepas bebas. Kalau sampai dia menikah dengan Yoon Si Kyeong hidupnya hanya akan diperalat untuk mencapai kekuasaan di istana.




Ooooo.... Siapa tuh ... si peramal yang dimana-mana selalu muncul sesuka hati ... penolong kita nih ... dia menyamar jadi pembawa air untuk menyelidiki dimana Seo Do Yoon disekap. 

Gendang di tabuh, kecapi dipetik dan seruling dimainkan. Semua orang di istana menikmati alunan musik tersebut. Tiba waktunya bagi Ongju untuk dinikahkan dengan Buma terpilih yaitu Yoon Si Kyeong.

Terlihat Songhwa Ongju mengenakan pakaian adat untuk pernikahan. Raut wajahnya tidak kelihatan bahagia. 




Terlihat permaisuri tersenyum senang , berpikir rencananya akan berhasil. Kedua calon pengantin dipertemukan. Senyum tersungging di wajah Yoon Si Kyeong yang menatap Ongju. sedangkan Ongju hanya bisa menghela nafas tanda pasrah.




Seo Do Yoon masih berusaha melepaskan dirinya. Seo Do Yoon menengok ke arah jendela luar. Dia mendapati bantuan datang ... 



Si Peramal : “Aku datang untuk menolongmu ...” Sambil mengangkat pisau ditangannya. 





Seo Do Yoon memberi kode agar segera menjatuhkan pisaunya. Si Peramal siap melempar, tapi tangannya nyenggol kayu jendela, walah ... lemparannya jadi gak pas deh jatuhnya jauh dari Seo Do Yoon. Habis tu dah gitu aja ditinggalin Seo Do Yoon. Gak tanggung jawab banget sih pak, engkau harapan satu-satunya lho ... hihihi 
“Dasar Bod*h...” kata Seo Do Yoon. Sambil berusaha mengambil pisau dengan kakinya 
 terikat.



Seorang penjaga datang memeriksa, dia masuk ruang penyekapan. Tapi ruangan itu kosong hanya tersisa tali ikatan yang putus. Tiba-tiba dari arah atas Seo Do Yoon menyerang penjaga itu, hingga terjatuh. Kemudian Seo Do Yoon lari keluar sambil membawa pedang pejaga itu.



Melewati pintu keluar masih ada penjaga lagi, dia kalahkan orang itu . Di luar si peramal ternyata sudah nungguin dia bersama dua kuda. Asek ... langsung tancap gas deh Seo Do Yoon ...




Masih ada 4 penjaga lagi menghalangi. Di terjang aja langsung pake kuda. Mereka langsung menuju ke gerbang istana.




Di Istana sudah penuh dengan tamu undangan yang akan menyaksikan pernikahan Ongju dan Yoon Si Kyung. Sebelum pernikahan dimulai akan ditafsirkan dulu Gunghap (harmoni pernikahan) kedua orang tersebut. Tuan Park berdiri menbacakan Tulisan saju rekayasa buatan Seo Do Yoon.





Seo Do Yoon tiba di depan gerbang istana, kemudian segera membuka gerbang istana. Penjaga berteriak, “ Siapa Kau?” mendengar teriakan penjaga semuanya menoleh kebelakang ke arah gerbang istana.




Seo Do Yoon dihalangi penjaga masuk, tapi dia tidak gentar, dia teriakkan dengan keras Tafsiran Saju Ongju dan Yoon Si Kyeong dengan keras. Dia memulai dengan menyebut tahun, tanggal dan jam lahir keduanya. 




Raja menyuruh mereka melepaskan Seo Do Yoon dan membiarkannya berbicara. Tuan Park mundur kebelakang, tidak jadi membacakan lembaran tafsiran saju yang dia pegang. Seo Do Yoon maju kedepan, dia mulai berbicara lagi dengan lantang.

Seo Do Yoon melanjutkan dengan mengatakan tafsiran gunghapnya,  “ Yoon Si Kyeong tahun tikus kayu, dan Songhwa Ongju tahun ular emas, Unsur kayu Yoon Si kyeong adalah kayu yang dipenuhi dengan ambisi. Keserakahan tanpa adanya batas kepuasan. Tanpa memperdulikan apapun dan memperalat wanita  untuk memperoleh posisi yang tinggi”.

Yoon Si Kyeong marah dan berkata,  “ Beraninya Kau !”


Tapi raja berdiri sambil berteriak , “ Teruskan!”


Permaisuri kebingungan, dan tuan Park badannya gemetaran ketakutan, jika ketahuan persekongkolannya terungkap.

Seo Do Yoon melanjutkan tafsirannya, matanya berkaca-kaca. “Ditambah unsur kerbau dalam saju Yoon Si Kyeong dan Unsur Kuda dalam saju Ongju, keduanya sangat bertentangan. Saling menendang satu sama lainnya”.



Raja mendengar semua itu dengan wajah Shock, tidak percaya, tuan park membohonginya.

Ongju mendengar semua perkataan Seo Do Yoon dalam diam.



Seo Do Yoon : “ Jam lahir keduanya saling melukai dan sangat bertentangan. Apabila tidak dinetralkan dengan kehadiran anak, nyawa keduanya akan berada dalam bahaya ! "

Semua kaget mendengar tafsiran Seo Do Yoon yang sebenarnya.







Seo Do Yoon : "Silahkan ambil nyawa saya. “ Katanya sambil bersujud didepan Raja.



Seo Do Yoon : “ Hamba mendapat ancaman dari Yoon Si Kyeong yang ingin menjadi kandidat Buma. Dan memalsukan tafsiran Gunghap. Gunghap yang baru saja saya laporkan adalah tafsiran Saju Yoon Si Kyeong yang sebenarnya. Sedangkan Gunghap yang Yang Mulia ketahui selama ini adalah karangan hamba sendiri.”



Raja berdiri dengan marah.  Seo Do Yoon melanjutkan, “ oleh karena itu ikatan hubungan keduanya tidak bisa terjadi.”


Raja bertanya pada Yoon Si Kyeong, “ Apa yang dikatakan Seo Do Yoon apakah benar terjadi?


Yoon Si Kyeong beralasan, “ Yang Mulia kenapa hamba bisa berbuat seperti itu? Seo Do Yoon sedang menghina kerajaan dan mengkambing hitamkan saya.”


Raja : “ Lalu kenapa dia berbuat seperti itu?”


Yoon Si Kyeong kebingungan bikin alasan, dia bilang Seo Do Yoon iri dan benci padanya yang terpilih sebagai Buma.


Raja : “ Seo Do Yoon coba kau jelaskan kenapa kau berbuat seperti ini!”


Seo Do Yoon : “ Saya menyadari dikarenakan perbuatan saya yang salah seseorang akan menderita.


Raja : “ Yang kau maksud seseorang adalah .... “



Seo Do Yoon : “ Ongju-mama ... “ dia berkata sambil melihat kearah Ongju.




Ongju menengok melihat Seo Do Yoon dengan mata berkaca-kaca hampir menangis, karena tahu masih ada seseorang yang care terhadapnya nasibnya. Mereka berdua berpandangan sebentar.


Raja limbung tubuhnya hingga terduduk kaget, sepertinya menyadari kalau Ongju dan Seo Do Yoon saling suka. 

Kasim memperhatikan raja yang sedang shock. Kemudian memberi perintah menggantikan Raja, untuk menyeret mereka berdua keluar (Seo Do Yoon dan Yoon Si Kyeong).



Yoon Si Kyeong dicekal, dia berteriak minta dilepaskan tapi tidak ada yang menggubris, dia tetap diseret keluar. Semua yang hadir disitu merasa cemas dan kebingungan atas insiden yang terjadi.  Permaisuri membawa Putra Mahkota pergi dari tempat tersebut. Tuan Park terduduk lemas melihat Yoon Si Kyeong di tahan, pasti sebentar lagi dia pun akan ikut di interogasi.




Seo Do Yoon pun ikut ditangkap. Karena dianggap ikut andil dalam memalsukan saju. Songhwa Ongju hanya bisa menatap kepergian Seo Do Yoon.  Dan acara pernikahan Ongju batal sudah.




Malam tiba, terlihat pengawal istana menyiksa beberapa orang. Tuan Park berteriak kesakitan dan Yoon Si Kyoeng terduduk lemas tidak berdaya dengan berlumur darah. Mereka menerima akibat perbuatan mereka.





Ongju terlihat sedang berpikir sambil menatap bulan di malam hari ditemani Dayang Man I. Terngiag dalam ingatannya perintah Raja untuk mencabut jabatan  Seo Do Yoon, dan membuangnya ke pengasingan. Itulah hukuman bagi Seo Do Yoon.



Malam berikutnya pun dia kembali berpikir didalam kamarnya.



Sepertinya dia sudah mendapatkan pencerahan atas yang dipikirkannya. Kemudian dia berlari ke arah kamar Raja.




Ongju meminta Raja untuk mengampuni Seo Do Yoon. Raja tertegun dan berucap, apakah Ongju sudah hilang kesadaran meminta pengampunan untuk Seo Do Yoon yang hampir mencelakai dirinya karena membikin rekayasa saju?



Ongju : “ Ku mohon, ini adalah kesalahan hamba.”


Raja : “ Apa maksudmu ini?”

Ongju : “ Yang ku inginkan bukanlah orang yang menikahiku karena status ku sebagai Ongju. Tapi orang yang saling mencintai dalam mengarungi hidup bersama. Karena itulah saya menyelinap keluar istana.

Raja : “ Apa?” . Kayaknya setelah kejadian penangkapan itu Ongju baru bisa cerita semuanya kepada Raja sekarang.

Ongju : “ Dan dunia yang kulihat entah kapan, telah terjadi perubahan yang seperti apa. Karena itu kupikir selama saya masih hidup saya bisa mengumpulkan kekuatan  untuk melindungi dan mencintai diriku sendiri. Dan mengecap kebahagiaan. Ayahanda tolong jangan mengasingkan Seo Do Yoon.”

Raja : “ Seo Do Yoon adalah sosok yang ada dihatimu?”



Ongju tertunduk malu dan berkata, dia adalah satu-satunya orang yang bersedia menyelamatkan Ongju.



Raja : “ Dia adalah orang yang menghina kerjaan dan pantas dihukum mati.  Tidak menjatuhinya hukuman mati sudah sangat baik hati.”

Ongju: “ Jika bukan karena hamba, dia tidak akan berbuat kesalahan seperti itu.”

Raja : “ Cukup kau adalah seorang Ongju! Sekalipun itu demi martabat kerajaan dia harus dihukum!”

Ongju : “ Kalau begitu,   hamba bersedia  .....   menanggalkan status hamba......  Mohon ampuni Seo Do Yoon.”

Raja sangat marah mendengar perkataan Ongju sampai menggebrak meja yang ada didepannya dengan sangat keras.



Raja : “ Kau Berani !  Kau berani berbicara seperti itu dihadapan ku, Kau ini keturunan bangsawan ! Kau bisa menikmati berbagai macam hak istimewa, akan tetapi ada juga yang tidak dapat kau miliki. Mengapa Kau begitu bodoh perihal cinta.” Ucap Raja dengan marah mengingatkan Ongju akan statusnya.

Ongju berkata sambil mewek, “Jika dalam hidup seseorang tanpa cinta, apalagi yang dimilikinya ?”  (Ha hai ... Bapak nya digurui, hawa-hawa gak tegel nih si Raja lihat air mata Ongju bercucuran).




Raja nampak memikirkan perkataan Ongju sendirian. Dari Malem mpek subuh lho temen2 ...  Nampaknya Raja sudah memutuskan sesuatu, kemudian Beliau beranjak pergi.




Kasim memberikan sesuatu kepada raja. Kasim : “ Raja ini adalah persembahan dari Seo Do Yoon.” Hari ini sebelum Seo Do Yoon berangkat ke pengasingan dia menyerahkan segepok buku pembukuan tuan Park yang isinya bukti korupsi tuan Park yang dulu disimpan oleh si peramal. Yang bungkusannya bejibun tu lho ... ingetkan.





Terlihat disamping buku, ada juga sebuah gulungan surat yang ditulis Seo Do Yoon. Raja membuka sekilas apa isi bukti itu. Raja kaget melihatnya. Kemudian Beliau membuka gulugan surat yang ditulis Seo Do Yoon.

Surat itu berbunyi “ Mohon pengertian Jeonha alasan kenapa baru sekarang saya menyerahkan bukti ini. Orang yang menafsirkan gunghap dan saju haruslah seseorang yang memahami orang dengan baik.” 

Entah apa kelanjutan surat tersebut, sepertinya diungkap pula persekongkolan Tuan Park dan permaisuri. Sehingga setelah membaca surat itu raja bergegas pergi ke kediaman permaisuri.

Ketika Raja datang semua yang ada di kediaman Permaisuri keluar dan bersujud meminta pengampunan Raja. Putra Mahkota kecil kebingungan melihat semua itu.


Permaisuri : “ Mohon ampuni, hamba pantas mati. Raja mendengus kesal atas semua yang terjadi pada keluarga kerajaan. 
Namun ketika Raja menatap Putra Mahkota kecil, kekesalannya seakan lenyap berganti rasa bersalah, karena kurang memperhatikan putra mahkota, sehingga permaisuri berbuat hal yang tidak pantas. Raja memeluk Putra Mahkota dengan erat. Permaisuri menangis tersedu-sedu dibelakang mereka.






Terlihat raja pergi begitu saja dari kediaman permaisuri sepertinya beliau telah memaafkannya.



Narasi pembacaan surat yang ditulis Seo Do Yoon berlanjut, “Permaisuri, sebagai ibu dikarenakan rasa kasih sayangnya kepada putra mahkota yang memiliki kondisi kesehatan yang buruk menempuh jalan yang salah. Dan berdasarkan atas rasa simpati dan sakit yang mendalam ......


Ketika simpati itu menggetarkan pintu surga, akan dapat  membuka pintu surga, menyatukan langit dan bumi serta mewujudkan keinginan. Dengan memberanikan diri hamba mengatakan itulah rahasia manusia yang dapat menggetarkan pintu surga.


Terlihat Ongju berjalan-jalan di istana ditemani Man I. Ia mendongak ke atas, angin bertiup kencang awan berubah mendung pohon-pohon bergerak semilir, seakan-akan tanda turun hujan, hujan yang sangat di nanti oleh tiap orang di negeri itu.





Setetes demi setetes air keluar, hujan benar-benar turun. Yang dapat membukakan kemurahan hati tuhan untuk menurunkan hujan bukan ramalan manusia akan tetapi rasa simpati manusia pada sesama makhluk. Walaupun pernikahan Ongju gagal tetapi hujan tetap turun, jika langit berkehendak.

Raja sangat gembira merasakan turunnya hujan, senyum diwajahnya tersungging lebar. Sesaat kemudian dia teringat akan sesuatu dan bergegas pergi.




Semua orang bersuka cita, para pejabat istana, dayang-dayang, Ga Yeon sepertinya telah sehat, dia keluar merasakan hujan. Si Peramal berkata, “ Ini adalah hujan yang diberkati.” Seo Do Yoon yang berangkat dalam perjalanan ke pengasingan pun merasakan turunnya hujan.






Ternyata Raja bergegas, basah kuyup untuk menemui Ongju. 



Raja : “ Apa yang kau katakan kemarin, apakah benar kau tidak akan menyesal?”  



Ongju : “ Maaf?” Bingung apa yang dimaksu Ayahnya.

Raja : “ Ini keinginan mu sendiri untuk keluar dari istana ( keinginan meninggalkan statusnya sebagai putri istana, demi meminta pengampunan untuk Seo Do Yoon). Kelak untuk selamanya kau tidak diperbolehkan lagi untuk kembali ke istana. Begitu, apa kau juga bersedia?”

Ongju tersenyum menanggapi pertanyaan Ayahnya, yang menandakan dia siap menanggung resikonya jauh dari kehidupan bangsawan.

Melihat Ongju kekeh dengan keinginannya Raja memandangi Ongju putri kesayangannya ini. Bagi Raja didepannya bukan lah Ongju dewasa, tapi Ongju kecil yang manis, yang setia menunggui ayahandanya dulu di kala sakit.



Aku kok mewek ya ... ini perpisahan ayah dan anak yang mengharukan.

Raja : “ Seo Do Yoon pasti belum jauh di perjalanan. Aku akan menyuruh orang membatalkan pengasingannya.”

Ongju : “ Ayahanda ... “

Raja : “ Tunggu apalagi cepat pergi dari sini!”




Ongju membungkuk memberi hormat kemudian segera pergi. Raja memperhatikan kepergian Ongju dengan sedih harus berpisah dengan putrinya. Raut wajahnya agak nyesel-nyesel gimana gitu mengijinkan putri nya pergi.

Setelah itu Raja segera membuat pengumuman pencabutan status Ongju, agar Ongju bebas berada diluar istana. Segala hal yang berhubungan dengan Ongju akan dihapus dari silsilah dan catatan kerjaan. 





(Kayak putri yang terbuang ya ... tapi sebenarnya Ongju sendiri yang minta, Raja harus mengesampingkan perasaan seorang Ayah terhadap anak. Karena tidak mungkin Ongju jika masih berstatus putri dinikahkan dengan Seo Do Yoon yang punya catatan pernah menipu terhadap kerajaan, walaupun yang dilakukannya terpaksa).

Ongju bersiap pergi dari istana dia memberikan penghormatan terakhirnya dengan membungkuk dan bersujud untuk Raja di dekat gerbang istana.



Ongju diantar keluar dengan tandu dan diberi pengawal untuknya diperjalanan, dayang Man I ikut serta menemaninya. Ongju pergi mengejar kebahagiaannya, mengejar Seo Do Yoon.



Di Perjalanan Ongju tidak sabar, mengapa tandu berjalan begitu pelan. Dia takut tidak keburu mengejar Seo Do Yoon yang akan diasingkan menyebrangi pulau.

Ongju menyuruh pembawa tandu berhenti, dia keluar dari tandu. Dan segera berlari menerjang hujan. Man I memanggilnya, memintanya untuk berhenti, Ongju harus memperhatikan kesehatannya, kata Man I sambil berlari ingin memayungi tuannya.



Ongju : “ Tidak ada jalan lain lagi kan, maka lebih cepat dengan cara berlari.”

Akhirnya mereka semua berlari, pengawal pun ikut berlari, hujan hujanan semua deh...

Seo Do Yoon tampak sudah berada di tepi dermaga, memandang laut, menanti kapal yang datang dan memikirkan merelakan cintanya pergi ... 



Ongju masih mengejarnya sekuat tenaga dijatuhkannya payung yang dibawanya agar lebih cepat.




Ongju akhirnya sampai di dermaga. Dicarinya Seo Do Yoon diantara banyak orang yang berlalu lalang. Ongju mencari ke tepi dermaga namun tak juga menemukan Seo Do Yoon. 




Ongju menangis sesenggukan meratapi kepergian Seo Do Yoon, terlambat sudah dia menyusul.




Eh Tapi jangan ikut sedih pemirsa ... namanya juga drama, harus happy ending ya ...

Tetiba ada seseorang yang memayungi Ongju dari belakang dengan mengenakan kain bajunya. Dan dengan cutenya oppa tanya ngapain Ongju disitu.




Lha, Ongju tambah mewek, dikirain dah ditinggal pergi, eeh... tiba-tiba malah nongol dari belakang. Ongju bilang, “ Aku merindukanmu...” 



Sekali lagi Ongju bilang, “ Aku merindukan mu ... “ Seo Do Yoon tersenyum.



Kalau dari belakang penampakan mereka kayak gini ...



Hujan tampak sudah reda, bunga-bunga tampak seger tuh ...  Ongju dan Seo Do Yoon tampak menyusuri hutan, mereka akan kembali ke kota.



Dalam perjalanan Seo Do Yoon hanya diam saja, padahal tadi Ongju sudah menyatakan isi hatinya. Ongju yang ada di belakang Seo Do Yoon galau.



Akhirnya Ongju memberanikan diri bertanya, “ Aku .... bagi anda, adalah orang yang seperti apa?



Seo Do Yoon berbalik kebelakang, sehingga bisa menatap Ongju. 



Ongju mendekat ke Seo Do Yoon dan bertanya lagi, “ Aku ... dimatamu adalah seorang wanita?”



Seo Do Yoon hanya menatap mata Ongju lekat-lekat dan tidak menjawab. Ongju yang kecewa tidak mendapat jawaban dari Seo Do Yoon dan merasa cintanya mungkin hanya sepihak saja, berbalik membelakangi Seo Do Yoon hendak pergi.



Tangan Seo Do Yoon bergerak cepat memegang tangan Ongju.




Seo Do Yoon : “ Di mataku kau tiada lain adalah seorang wanita.”



Ongju, tersenyum lega, sambil menatap lekat mata Seo Do Yoon penuh cinta. Pengorbanannya tidak sia-sia untuk mengejar Seo Do Yoon.



Dan mereka  saling berpelukan ditengah semilir angin dan bunga-bunga yang bermekaran. So Sweatttt .... 






                                                                 -  The End  -


Ada yang kaya aku gak ya ,,,, menantikan kiss nya mereka lagi ... hihihi ... 

Semoga penonton terhibur ya ...  dengan Ending nya ...  

4 comments

Makasih di tunggu cerita lain y.

Makasih di tunggu cerita lain y.

Sip... Mksh sdh bc sinopsis ku

Sama... Menunggu kiss 😘


EmoticonEmoticon