Senin, 18 Maret 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 4 PART 2

PS : All images credit and content copyright : MBC


Ha kyung dilarikan ke rumah sakit


Piringan musik di rumah dokter Seo tiba tiba berhenti


Dokter Seo mengangkat ponselnya yang berdering ia mendapat kabar Ha kyung kecelakaan

Jung Won berlari menuju UGD, ia melihat ambulan yang membawa Ha kyung


Jung Won akan masuk ruang operasi tapi paramedis menghalangi.
“Aku dokter.Aku akan mengoperasinya. Dia istriku aku akan mengoperasinya. Biar aku saja.”


“Anda tidak boleh masuk.”


Jung Won memanggil manggil Ha kyung


Ha kyung jatuh koma


Kembali ke masa sekarang Jung Won menunggui Ha kyung
“Aku datang kemari untuk mengabari aku akan menghadiri seminar. Mungkin aku akan pergi sekitar sepekan. Aku tidak pernah pergi sejauh ini. Sejak kamu terbaring koma tapi aku tidak bisa melewatkan ini. Kamu akan maklum bukan?”


Jung Won masih menggenggam tangan Ha kyung namun tiba tiba tangan Ha kyung terlepas begitu saja. 


Jung Won sedikit terkejut seperti sebuah firasat. Tangannya sendiri masih menggantung. 


Sebelum kepergiannya ke Amerika Jung Won mampir di galeri Ha Kyung. Ia melihat lihat lukisan seorang pegawai menyapanya, “Nona Joo ada urusan diluar, tapi sebentar lagi tiba.”
“Tidak apa apa.Aku akan melihat lihat lukisan jadi jangan hiraukan aku.”


Jung Won melihat lukisan Ma Ri yang diletakkan di bawah. Kebetulan Joo Hae Ra tiba. 
“Aku senang bisa menemukan seorang seniman berbakat tapi aku apes.”
“Apa?”
“Dia tidak bisa melanjutkan kariernya karena alasan pribadi.jadinya peraih juara pertama tidak ada. Aku ingin mengembalikan lukisannya tapi dia tidak bisa dihubungi. Ada apa kamu datang jam segini?”
“Aku mampir untuk bertemu denganmu sebelum ke luar negeri.”
“kita mau minum kopi?”
“Setelah aku pulang.”
“Jung Won kamu selalu jual mahal.”kata
Joo Hae Ra pura pura marah. 


“Bolehkah aku minta tolong?”pinta Jung Won. 
“Baik baiklah.Aku akan menengok Ha kyung. 
“Dan satu orang lagi” pinta Jung Won lagi. 


“Pasien yang kuceritakan waktu itu.”
Nampak Ma Ri sedang melukis. 
“Korban KDRT itu? 
“Jika dia datang ke rumah sakit saat aku pergi bisakah kau menemui dia?”
“Aku meminta resepsionis menghubungimu. 
“Aku meminta resepsionis menghubungimu. Dia mungkin akan mencoba menelepon ponselku, jadi aku akan meneruskannya ke nomormu.”
“Apa yang bisa kubantu?”
“Bukankah itu terlalu berlebihan? Bahkan rumahmu? Bagaimana kamu bisa mempercayainya?”
“Terima kasih sebelumnya.”


Kang il Gook dan Kang In Wook sedang berburu di hutan membawa banyak pengawal dan anjing pelacak. 


In Wook melihat seekor burung terbang dan ia membidiknya tepat sasaran. 


Ayahnya memuji,”Kamu berguna di sini, Ayah dengar kamu menyuruh direktur choi membeli pistol, lanjutnya
“Benar”
“Bagus”
“Setiap pria ingin menarik pelatuk sungguhan.Dia menunjukkkannya pada ayah periksa sekali lagi. Kelihatannya bagus.”


Kang il Gook melanjutkan lagi sambil menarik pelatuk, “Dunia ini medan perang. Bunuh orang lain sebelum kamu dibunuh. Ayah membesarkanmu agar menjadi pria yang tangguh agar kamu tidak dikhianati. Jika ada yang mencoba mengkhianatimu, berikan mereka pelajaran.Beraninya kamu berbuat begitu padaku! Tunjukkan kekuatanmu pada mereka.”


In Wook kembali menembak dan anak buahnya menangkap buruannya. 


“Kamu memang anak ayah. Kamu mengikuti jejak ayah.” In Wook diam menunduk mengikuti langkah ayahnya. 


Jung Won tiba di bandara dan melihat sekitarnya. Jung Won bernarasi “Peri hutan dirundung kemalangan dan meminta dewa mengubahnya menjadi bunga”


“Keesokan harinya dia mekar menjadi bunga aster”
Ma Ri membaca buku dikamarnya sambil berjalan.In Wook memperhatikannya tanpa sepengetahuan Ma Ri. 


“Wajah cantiknya yang membuatnya ditimpa kemalangan. Mekar menjadi bunga aster. Jung Won masih bernarasi. Ma ri terkejut melihat In Wook sudah ada dihadapannya. Buku di tangannya terjatuh


In Wook berdiri dari duduknya.Ia menodongkan pistol ke  Ma ri. 
“Bagaimana menurutmu? Apa kau menyukainya? Ini hadiah spesial untukmu.Ini tiba hari ini. Jangan khawatir aku belum mengisi pelurunya,” Ma ri menangis ketakutan


“Kamu selalu penasaran bagaimana ibuku meninggal?” tanya In Wook pada Ma Ri yang ketakutan
“Seperti kamu ibuku berkali kali kabur dan ayahku menangkapnya berkali kali itu terjadi berulang kali. Dia kabur dab tertangkap. Dia kabur dan ditangkap lagi. Pada akhirnya dia meninggal”cerita In Wook sambil berkaca kaca. 


Kilas balik saat In Wook kecil mendengar suara tembakan dan ibunya tergeletak di lantai. 
Kilas balik saat In Wook kecil mendengar suara tembakan dan ibunya tergeletak di tangga. In Wook memanggil manggil ibunya yang tewas dan ayahnya berdiri di dekat ibunya. 


Kembali ke masa sekarang. “Dor” In Wook pura pura mengarahkan pistol ke tenggorokkannya. Ma ri menjerit. “Begitulah cara ibuku meninggal” ungkap In Wook sembari mengusap mata. “begitulah cara ibuku berhasil kabur. Dan pergi ke tempat yang sepenuhnya diluar jangkauan ayahku. Setelah pemakaman ibuku aku bertanya padanya mengapa dia membiarkannya mati seperti itu. Kenapa ayah tidak melepasnya. Kenapa ayah mempertahankan ibu. Kenapa? Ayah berkata karena “dia milikku”.


In Wook mendekati Ma Ri dan tertawa. “Karena dia milikku.Ada apa? Tapi tahukah kamu apa yang lucu? Setelah aku bertemu denganmu aku baru memahaminya”


In Wook terus mengoceh,”kamu tidak pernah melakukan ini bukan?mengarahkan senjata ke target. Dan menarik pelatuk. Kamu tahu bagaimana rasanya? Kamu tidak akan tahu.”


In Wook melintas di depan Ma Ri, “kamu tahu dalam bidang menembak aku tidak tertarik dengan target statis. Kamu tahu kenapa? Karena tidak ada gunanya menembak. Tapi begitu target mulai terbang ke udara aku menjadi bersemangat. Aku tidak bisa membiarkannya terbang seperti itu. Lalu... Dor


Ma Ri menangis tersedu mendengarnya Ia pun bernarasi Bunga aster berarti “kamu harapanku”namun sinyal putus asaku untuk meminta bantuan lewat bunga ini, tidak terkirim. Sinyalku tidak bisa terkirim.
Kamulah harapanku
Bunga aster kamulah harapanku

1 comments

kesel saya lihat sifat suaminya yang super duper kejam psiko


EmoticonEmoticon