Jumat, 22 Maret 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 5 PART 1

PS : All images credit and content copyright : MBC


Di dalam kamar Ma Ri duduk tersudut di atas tempat tidur saat In Wook menodongkan pistol ke kepalanya.
“Dor” 
Ma Ri berteriak kaget mendengarnya. 
“Aku akan menarik pelatuknya... dan membunuh mereka semua. Itulah aku, Kang In Wook.”


In Wook melanjutkan perkataannya, “Dan kau adalah istriku. Kau adalah wanitaku. Jangan lari lagi. Dan jangan melewati.... batas lagi. Ini hadiah dariku...dan peringatan untukmu.”


In Wook mengeluarkan isi pistol, melemparnya ke dekat Ma Ri duduk. Lalu meninggalkan Ma Ri sendiri. Ma ri semakin gemetar ketakutan. 


Episode 5
Kau membawaku kembali pada kehidupan


Ma ri dan Ahjuma di episode 2 yang ternyata ibu tirinya In Wook sedang berdoa di gereja dengan khusyuk


Selepas berdoa mereka keluar bersama sama


Sebelum berpisah ibu mertua memberitahu, “Aku sudah memesan untukmu klinik di guri. Melihat betapa dia menginginkannya,kau harus melakukan tugasmu sebagai menantu perempuannya. Kau harus menanggungnya. Semua ada harganya. 
Mari balik bertanya, “Bagaimana dengan ibu? Bisakah kau menanggungnya? Apakah kau tidak merasa terhina?”


Ibu mertua berbalik menghadap Ma Ri, “Selama yang lain tidak tahu, aku baik baik saja dengan hal itu. Mari menyahut “Tetapi kau tidak bisa membodohi diri sendiri.”
Ibu mertua menjawab, “Terima kasih untuk pernikahanmu,bukankah ibumu bisa pindah dari rumahnya...ke sanatarium yang bagus?Berkat pernikahanmu kau menjadi istri... Seorang konglomerat dan tidak harus menderita sebagai seniman miskin. Dan terima kasih untuk pernikahanmu bukankah kau menerima... cinta jauh lebih dari yang kau layak dapatkan?”
“Aku tidak pernah menginginkannya tapi aku lakukan jauh di lubuk hati.”
“Jika kau mau kau dapat mencoba melarikan diri dari rumah tangga ini.”


Ibu mertua mengedipkan mata pada Ma Ri lalu masuk ke mobil


Ma ri diam terpaku mencoba menahan airmata agar tidak jatuh


Ma Ri bergegas menuju telepon umum. Ia menghubungi klinik Jung Won tapi yang mengangkat telepon Joo Hae Ra. 
“Apakah Dokter Seo Jung Won...” Ma Ri belum sempat bertanya lebih jauh.
“Dr Seo tidak ada di sini. Dia berada di Amerika Serikat untuk kolokium.”
“Baiklah...”  kata Ma Ri sambil akan meletakkan gagang telepon. 


“Tunggu sebentar.” Pinta Joo Hae Ra. “Apakah kau wanita yang memintanya untuk mengubah wajahmu?”
“Benar”
“Dia meminta bantuanku. Tolong jangan ditutup.”Kata Joo Hae Ra sambil megarahkan pegawainya. “Kau mungkin merasa tersinggung. Tapi dokter Seo katakan ini padaku. Karena dia ingin membantumu. Karena dia berhati lembut dia ingin membantumu... dengan cara apapun yang dia bisa. Tapi jangan kau pikir kau harus meminta bantuan polisi, bukan rumah sakit kita? Hanya mengubah wajahmu tidak akan menghilangk an Hanya mengubah wajahmu tidak akan menghilangk an masalah.Bahlkan jika kau pergi dengan pisau, nama dan daftar keluarga  tidak akan berubah 
“Maaf telah mengganggumu.” Ma ri meletakakkan gagang telepon kembali dan ingin menangis.


Joo Hae Ra diseberang bergumam sendiri. “Sayang sekali aku tidak bisa melihat wajahnya, wajah cantik yang akan menjadi pemborosan untuk melakukan operasi”.


Di GH Sanitarium Yoon Ma Ri mendorong kursi roda ibunya mengajaknya jalan jalan. 
Ma ri bertanya, “Bu apakah kau bahagia?”
Ibu menjawab ya sambil tersenyum bahagia dan mencium aroma bunga yang dipegangnya
“Mereka sangat cantik,”Puji ibu. 


Ma ri merekatkan jemarinya dan jemari ibunya membentuk tanda love. Ibu tertawa senang.
Ma Ri bertanya, “IBu siapa aku? Ibu tertawa lagi. “Aku putrimu, Ma Ri. Aku satu satunya putrimu Yoon Ma Ri.” Ma Ri menjelaskan dan matanya berkaca kaca. 
“Maaf aku tidak bisa mengenalimu”
Jawab ibu kemudian. 
“Kenapa kau mengatakan itu? Aku orang yang seharusnya menyesal.” Kata Ma Ri lagi. 
“Maafkan aku. Aku selalu lupa. Suamiku akan segera datang. Maafkan aku.”
“Jangan begitu,”pinta Ma Ri. Ini adalah kesalahanku.” Ma Ri memegang tangan ibunya sembari menangis. 
“Aku minta maaf karena meninggalkan kau.”
“Maafkan aku” ucap ibu berkali kali. 


Setelah agak tenang Ma Ri berkata, “ Dengarkan baik baik. Kami akan pindah ke tempat lain.”
“Pindah?”
“Yaa”
“Itu akan menjadi tempat dimana hanya kita yang tahu”.
Ibu mengulangi ucapana Ma Ri. “Tempat di mana hanya kita yang tahu?”
“Yaa” Ma Ri mengangguk. “Apakah kau tidak bahagia” Ma ri bertanya lagi. 
“Tempat di mana hanya kita yang tahu?”


Ibu tertawa dan mengulang ngulang kalimat itu. Ma Ri dalam hati sembari menatap ibunya, “Bu aku minta maaf. Bagaimanapun ini satu satunya jalan. 


Ma Ri bergegas mendorong kursi roda ibunya ke lorong rumah sakit dengan waspada. Ibu masih bermain main dengan bunga di tangannya. 


Ma ri berhasil membawa pergi ibunya lewat pintu belakang dan taksi pesanannya telah menunggu. 


Ma Ri tak mengetahui jika ada cctv di sana. Dan saat ia mendorong ibunya sampai ke taksi ia terekam cctv. 


Taksi online pun ikut terekam.Juga saat Ma Ri memeluk ibunya. 


Taksi meluncur dan tiba suatu tempat yang digunakn untuk konser penyandang cacat. Ma Ri keluar bersama ibunya dan petugas ikut membantunya


Tanpa diketahui Ma Ri ada cctv di sana dan Ma Ri kembali terekam. 


Saat para petugas sibuk dengan pasiennya, Ma Ri membawa pergi ibunya dengan menyamar. Dan lagi lagi mereka terekam cctv. (Kalo gini terus mudah banget bagi In Wook bt menemukan Ma Ri. Taksi online kn bs dilacak dlu)


Di kantor In Wook bertemu ayahnya dan direktur choi. 
“Orang orang berbicara banyak tentang penawaran jeju.”lapor direktur choi pada Kang ill Gook. In Wook melirik tak suka. Direktur Choi melanjutkan, “Mereka pikir kita terlalu memperluas bisnis kita.” Katanya gugup. Ganti ayah yang melirik In Wook. 


Ayah marah pada In Wook. “Aku pikir kau melakukannya dengan baik. Tutup mulut mereka bukan bagian dari rencana!”


In Wook tersenyum manis pada ayah. “Kau tidak pernah perduli tentang rumor sebelumnya”.
“Apa?”
“Dan Ini pertama kalinya aku pernah mendengar tentang ini”.


In Wook berhenti bicara untuk memeriksa ponselnya. Anak buah melaporkan hilangnya Ma Ri.In Wook geram namun ia tersenyum kembali pada ayahnya. “Mulai sekarang aku akan memastikan untuk berhati hati.... Rumor seperti itu. Aku akan pergi sekarang.”


Setelah kepergian In Wook ayah mengumpat kesal”Dasar” lalu menggeram keras seperti harimau. 


Ma Ri berada di bus.Ia melihat keluar jendela dengan tatapan galau.Ia memikirkan kembali permintaannya pada petugas di sanatarium baru ibunya. 
“Nama dan catatan kesehatan pasien tidak dapat diungkapkan. Bisakah kau berjanji kepadaku hal itu?”
“Tentu saja. Kau membayar nama baru pasien juga”
“Aku akan menghubungimu.”
“Kau dapat menelepon atau mengunjungi kapan saja.Jangan khawatir”.
Ma ri dalam hati ibu harap bersabarlah sedikit. Aku akan segera kembali. 


EmoticonEmoticon