Jumat, 26 April 2019

SINOPSIS Confession Episode 1 PART 2


Penulis Sinopsis: Kuni
All images credit and content copyright: tvN

"Kau orang yang menelepon bukan? Lima kali" Sambil menyodorkan berkas laporan dari kepolisian ke hadapan Han Jong-gu. 
"Pada saat itu aku merasa polisi itu pecundang, tidak dapat menangkap pembunuhnya. Jujur pikirkan tentang itu. Mereka tidak bisa menangkap pencuri kecil sepertiku. Bagaimana mereka bisa menangkap seorang pembunuh?" Han Jong-gu berkilah
Lagi-lagi Choi Do Hyun menghela nafas sambil beberapa kali berkedip. Sepertinya agak sebal juga dengan kliennya yang satu ini. 
"Jadi maksudmu kau melakukan itu untuk menggoda polisi?" 
Han Jong-gu membenarkan dengan menundukkan kepala. 


Choi Do Hyun keluar dari ruangan kerjanya sambil membawa tas dan jas. Dua orang rekannya memanggil. 
"Hei pengacara percobaan. Kau mau kemana? "
"Ada yang ingin aku periksa di TKP" 
"Apa yang akan kau lakukan disana?"
"Klienku bersih keras kalau dia tidak bersalah. Kupikir itu akan membantu pembelaannya jika aku memeriksanya sendiri"
"Apa kau detektif? Hei, pengacara adalah orang yang mewakili klien mereka di pengadilan.  Kita tidak pergi ke TKP. Jika kau punya waktu untuk itu kau harus menyiapkan pembelaanmu" saran seorang pengacara yang berdiri membawa cangkir kopi.


Namun pengacara lain meminta untuk membiarkannya "ketika kau seorang pengacara masa percobaan saat itulah kau ingin mencoba semuanya. Lanjutkan dan selidiki TKP dengan penuh semangat." Sambil mengibaskan tangannya, isyarat menyuruhnya pergi. 
Selepas kepergian Choi Do Hyun kedua pengacara masih membicarakannya. Pengacara yang memegang cangkir kopi mengatakan bahwa Choi Do Hyun benar-benar berlebihan . dia juga menanyakan bagaimana Choi Do Hyun bisa menempati posisi kedua dalam tiga tahun setelah lulus SMA. Rekannya menjawab meskipun Choi Do Hyun berprestasi dia tidak akan pernah diangkat menjadi hakim atau Jaksa penuntut, karena ayahnya akan dihukum mati.


Choi Do Hyun menuju TKP. Saat dia mau membuka pintu dan berusaha mendorongnya, usahanya sia-sia. Suara dari dorongan pintu menarik perhatian seorang pekerja yang langsung menanyakan identitasnya.
Meski awalnya pekerja itu tampak heran karena seorang pengacara yang memeriksa TKP tapi dia tetap membantu membukakan pintu itu. (Lol, pintu terbuka hanya dengan digeser bukan didorong. Dan ekspresinya Choi Do Hyun lucu banget)
Pekerja pabrik mengatakan bahwa selama reka ulang ditemukan bukti  jelas. 
Saat membuka pintu, Han Jong-gu tanpa ragu menggeser pintu itu. Padahal untuk orang yang baru pertama kali membuka harusnya mereka terkeco seperti Choi Do Hyun tadi (membukanya dengan cara didorong bukan digeser). 
“Itu berarti Han Jong-gu tahu karena dia pernah melakukannya sebelumnya. Kebanyakan orang mendorongnya ke depan. Aku melakukan itu juga, tapi dia secara alami mendorongnya ke samping dan kemudian berjalan masuk” tutur pekerja.


Choi Do Hyun juga memeriksa tempat kerja Han Jong-gu sebelumnya. Dia menanyakan kepada petugas di  pabrik apakah memang Han Jong-gu pernah bekerja disitu sambil menjukkan foto Han Jong-gu. Petugas itu mengiyakan dan menanyakan apakah dia menyebabkan masalah. Karena sekelompok detektif juga datang sebelumnya. 
Choi Do Hyun meminta diantarkan ke lokasi temapt Han Jong-gu bekerja. 
Ketika petugas itu mengantarnya, dia melihat cara petugas membuka pintu sama persis dengan pintu yang ada di TKP. Choi Do Hyun memperhatikan pintu itu sejenak dan sepertinya dia memahami sesuatu.


Persidangan lanjutan dimulai. Kali ini Jaksa menghadirkan saksi dari pihak kepolisian. Dan kapten Ki Choon Ho lah sebagai saksi tersebut.
“Saksi, apa yang membuat Anda yakin bahwa terdakwa bersalah?”
“Ada beberapa hal, Pertama, tas korban dari TKP memiliki sidik jari terdakwa atasnya. Dia juga menghubungi kami dan menyatakan dirinya sebagai pelakunya. Selama reka ulang kejadian di TKP, dia melakukan sesuatu yang hanya diketahui oleh si pembunuh. Terdakwa melakukannya secara alami.
Jaksa menayakan tentang maksud sesuatu yang hanya diketahui oleh si pembunuh. Kapten Ki menjawab adalah cara membuka pintu ke lokasi TKP. Lalu monitor dinyalakan dan menampilkan gambar sebuah pintu yang dimaksud.


Jaksa menanyakan kepada saksi apa pintu yang disebutkan sebagaimana pintu yang ada di foto. Kapten Ki membenarkan. 
Jaksa melanjutkan pertanyaannya dengan apa yang dimaksud cara terdakwa membuka pintu berbeda. Kapten Ki menjelaskan bahwa pintu itu adalah pintu geser tapi pintu itu terlihat harus didorong atau ditarik untuk membukanya. 
Berdasarkan penjelasan narasumber yang ada di TKP semua orang yang pertama kali melihat pintu itu akan mencoba mendorong atau menariknya agar terbuka. Mereka tidak bisa membuka pintu, termasuk detektif yang datang di TKP. Namun Han Jong-gu tidak ragu sama sekali. Tanpa pikir panjang dia menggesernya ke samping untuk masuk. 


Jaksa memberikan pernyataan kalau ini bisa menjadi bukti bahwa terdakwa masuk selama kejahatan terjadi atau sebelum itu. 
Han Jong-gu Nampak stress dan terus menerus mengusap wajahnya sedangkan Pengacara Choi terus memperhatikannya.  
Pengacara Choi langsung berdiri dan mengajukan keberatannya yang langsung disanggah olek Jaksa bahwa dia belum selesai memberikan pertanyaan kepada saksi. Dan keberatan itu ditolak. Jaksa melanjutkan pertanyaannya. 
“Saksi, apakah ada kemungkinan bahwa terdakwa membuka pintu itu sebelum kejahatan terjadi?”
“Tidak, pintu itu baru dipasang malam sebelum kejadian”.
Jaksa mengakhiri pertanyaannya. Lalu hakim mempersilahkan pengacara untuk menanyai saksi.


Pengacara mengawali pertanyaan dengan menanyakan apakah kepolisian sudah mengunjungi tempat terdakwa bekerja sebagai mekanik. Saksi menjawab sudah, lalu pengacara meminta untuk menampilkan fotonya.
“Pintu ini menunjukkan pintu masuk ruang ketel dimana terdakwa bekerja tiga bulan lalu. Pernakah Anda melihatnya sebelumnya?” 


Nampak sekelompok detektif memamsuki ruang kerja Han Jong-gu dan ketika membuka pintu mengalami kejadian seperti saat membuka pintu TKP, mereka syok.
“Menurut penjaga yang ada di sana malam itu, Anda membuka pintu ruang ketel pada foto dan sepertinya sangat kecewa. Apakah itu benar?” 
“Dan sepertinya, salah satu detektif yang pergi bersama Anda bahkan menendang pintu. Apakah itu juga benar?”
Selama pertanyaan di berikan Kapten Ki hanya diam tanpa menjawab apapun. Bahkan Kapten Ki dan pengacara Choi beradu mata dengan sengit.

“Mungkin Anda menemukan bahwa pintu di TKP mirip dengan pintu yang digunakan terdakwa untuk masuk ke tempat kerjanya. Bukankah itu bisa menjadikan gugurnya bukti tidak langsung?”


Pengacara Choi melanjutkan pernyataannya dengan menampilkan foto selanjutnya.
Kapten Ki diberikan pertanyaan apakah tentang lokasi di monitor adalah TKP. Dan dia membenarkan.
“Tas tangan korban dimasukkan ke dalam bukti oleh Jaksa dan juga tas tangan dengan sisik jari terdakwa. Di mana lokasi tepatnya pertama kali ditemukan?”
“Di luar gedung, dekat tembok.” Jawab Kapten Ki singkat
“Maka dapat diketahui bahwa tas tangan ditemukan di luar gedung di sini. Dan mayat itu ditemukan di sini” Pengacara mengarahkan pointernya pada lokasi yang dimaksud.
“Jadi itu cukup jauh dari TKP.”


Kapten Ki berusaha mau mengajukan alasan, tapi oleh pengacara dipotong “Ya, lokasi tas tangan dan tempat kejadian itu berjauhan.”
“Seperti yang dinyatakan saksi, terdakwa mengakui kesalahannya atas kejahatan pencurian seperti yang didakwakan. Itu saja pernyataan saya”


Saksi lain dihadirkan.  Jaksa menunjukkan tas tangan yang dimiliki korban. Dia mengajukan pertanyaan apakah ada sidik jari lain selain sidik jari korban dan saksi itu menjawab, bahwa ada dua sidik jari di tas tangan. Itu milik terdakwa dan korban. Jaksa mengakhiri pertanyaannya.


Pengacara Choi menampilkan gambar pecahan botol yang terbakar. Dan Han Jong-gu melihat dengan sedikit tatapan aneh.
Sambil menunjuk gambar, pengacara choi mengatakan “Jaksa mengklaim itu adalah senjata pembunuhan definitif, itu adalah botol pecah. Apakah pada alat itu penyidik menemukan disik jari terdakwa?”
“Botol pecah sudah terbakar dalam api, dan dia tidak dapat menemukan sidik jari disana” jawab penyidik.
“Apakah Anda menemukan sidik jari pada barang lain? Mungkin di baju korban”
Penyidik mengatakan tidak. Karena baju korban dan semua barang miliknya sudah hangus terbakar. Sidik jari hanya ditemukan di tas tangan.
“Semua barang milik korban terbakar. Hanya tas tangannya yang meninggalkan sidik jari. Itu Maksud Anda?” Penyidik mengiyakan. “Aku mengerti” Pengacara mengakhiri pertanyaan.


Hakim meminta pengacara untuk menyampaikan argumen penutupnya


“Yang Mulia. Terdakwa melakukan pencurian tapi dia tidak melakukan pembunuhan. Terdakwa berada di sekitar TKP dan kebetulan menemukan tas tangan. Dia hanya mengambil sejumlah uang tunai. Dia juga salah menilai tingkat keparahan kasus dan membuat panggilan lelucon ke polisi. Dia dengan tulus menyesali tindakannya.”
“Semua ini sama sekali tidak terkait dengan dakwaan Jaksa. Sehubungan dengan kasus pembunuhan ini, mereka belum membuktikan apapun. Karena itu saya percaya bahwa terdakwa harus dinyatakan tidak bersalah.”
Suasana langsung gaduh begitu pengacara Choi mengakhiri argumennya.


Kapten Ki Choon Ho kembali ke markas “Tim Investigasi Kejahatan dan Kekerasan”.  Anak buahnya langsung menyambutnya dan menanyakan hasil persidangan. Melihat raut muka kapten Ki, anak buahnya langsung menanyakan apakah tidak berjalan dengan baik. Meskipun tidak dijawab mereka bisa mengerti maksudnya, kalau persidangan itu tidak berjalan sesuai dengan harapan. 
“Kau pikir kita akan mendapat masalah?” 
“Kurasa mereka tidak akan membiarkannya begitu saja” lalu Kapten Ki mengatakan jangan hawatir ,namun raut mukanya sendiri menyimpan kekhawatiran yang mendalam.


Hasil keputusan sidang dibacakan
“Nomor kasus 2014. 1078, sekarang kami akan membuat keputusan” Han Jong-gu diminta berdiri untuk mendengarkan dengan seksama.
“Mengenai dakwaan terhadap terdakwa, tidak ada bukti langsung untuk menyatakan bahwa terdakwa bersalah dan sulit untuk membuktikannya. Bahkan jika kami memperhitungkan semua bukti tidak langsung, siulit untuk melihat nilai pembuktian probatif. Kami menyatakan bahwa terdakwa, Han Jong-gu tidak bersalah.


Kaget, Keluarga korban langsung berdiri dan kecewa dengan putusan sidang. Terlihat seorang ibu korban yang protes. “tidak, tidak mungkin! Dia ada disana. Kembalikan putriku! Teriak Ibu korban sambil menangis, sedangkan Han Jong-gu terlihat bernafas lega, dia langsung membungkuk mengucapkan terimakasih kepada pengaca Choi. Namun dari raut muka pengacara Choi masih terlihat seperti ada tanda Tanya. 


Awak media langsung ramai memberitakan putusan sidang yang menyatakan bahwa terdakwa dinyatakan tidak bersalah.  “ada kontroversi bahwa polisi menjadi ceroboh karena terburu-buru untuk melakukan penangkapan. Investigasi ….” Telivisi langsung dimatikan oleh seorang polisi .


Sekelompok detektif pun terlihat kecewa dengan putusan itu, sedangkan Kapten Ki mulai membereskan meja kerjanya. Saat dia melihat berkas “Kasus pembunuhan di lokasi kontruksi Eunseo-gu. Berkas khusus Yang Ae-Ran” kapten ki Nampak berfikir lalu melemparkannya ke dalam kardus.


Pengacara Choi keluar ruangan dan langsung dihadang oleh Kapten Ki. Pengacara Choi berusaha menghindar tapi oleh Kapten Ki masih saja dihalangi
“Apa yang sedang kau lakukan?”
“Tampaknya kau sedang dalam suasana hati yang baik. Kau membiarkan seorang pembunuh berkeliaran, jadi kau pasti sedang dalam suasana hati yang baik. Kau merasa seperti hidup ini sesuai dengan kehendakmu?” cercah Kapten Ki.
“Han Jong-gu bukan pembunuh. Dakwaan terhadapnya tidak terbukti”
“Kau yakin dia tidak bersalah? Aku yakin dia adalah seorang pembunuh. Han Jong-gu adalah orang yang membunuh Yang Ae-ran” 
“Aku seorang pengacara. Aku hanya melakukan yang terbaik sebagai pengacara”
“Yang terbaik? Bisakah kau mengatakan kau melakukan yang terbaik di depan keluarga korban? Bagaimana dengan mereka yang menderita kerugian? Pernahkah kau memikirkannya? Apakah ini yang kau sebut keadilan?”
“izinkan aku mengajukan pertanyaan. Dari semua orang yang kau tangkap, bisakah kau yakin bahwa mereka benar-benar bersalah? Jika Han Jong-gu benar-benar bersalah dan kau yakin akan hal itu, bukankah orang-orang yang tidak dapat membuktikannya tidak kompeten?” Sindir Pengacara Choi.


Kapten Ki tampak kesal “ Apa katamu?” dia mendekat lagi ke pengacara Choi “Han Jong-gu, bedebah itu sangat berbahaya. Mungkin ada korban lain selain dari kasus ini. Kita mungkin menemukan lebih banyak. Aku tidak tahu apa yang kulakukan. Hanya dengan beberapa kata , kau membiarkan seorang pembunuh bebas. Kau membantunya bebas dengan mudah”


Raut muka Pengacara Choi sedikit berubah, dan kapten Choipun pergi.


EmoticonEmoticon