Kamis, 18 April 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 11 PART 1

PS : All images credit and content copyright : MBC


Sekian untuk hari ini. Jung Won selesai mengajar. Ia menuju mobilnya, sembari memeriksa ponsel dan mendapat panggilan tak terjawab sebanyak tiga kali dari Ma Ri. 


Jung Won menelpon balik tapi nggak diangkat sama Ma Ri. 


Jung Won masuk mobil, ponselnya berdering ada telpon masuk dari Joo Hae Ra. 
“Hei”
“Ada masalah”
“Ada masalah apa?”
“Apa kamu tahu siapa suaminya Yoon Ma Ri? Aku akan kirim sms.kita bicara setelah kamu melihatnya.”


Joo Hae Ra menyudahi panggilannya, lalu mengirimkan tautan tentang In Wook pada Jung Won.
“Ceo muda mencuri perhatian para pengusaha”
“Presdir Kang In Wook menjadi pengusaha tersukses ketiga”


Joo Hae Ra menelpon kembali. 
“Ya”
“Suaminya adalah presdir Kang In Wook dari Gunha Cronstruction”
“Begitu rupanya” kata Jung Won datar. Ia sama sekali tidak terpengaruh. 
“Begitu rupanya.” Hae Ra mengulang pertanyaan Jung Won. “Reaksimu begitu saja?”
“Kita akan bicara besok.” Jung Won melajukan mobil. 


Ma Ri di kamar kostnya sedang melukis bunga di sampingnya, ia berhenti dan mengingat pertemuannya dengan In Wook. 


In Wook menghampirinya, “Rupanya kamu di sini.” Ma Ri syok ketakutan untung Jung Won sigap merangkulnya. 
“Tidak apa apa”


Ma Ri ingin menelpon Jung Won tapi tak jadi


Saat lampu merah mobil Jung Won berhenti lebih lama, sepertinya ia kepikiran Ma Ri lagi. 


Sesampai di kost Ma Ri,Jung Won yang khawatir  Dia bahkan sampai berlari menaiki tangga yang panjang dan tinggi. 


Jung Won sampai di depan kamar Ma Ri, bersamaan Ma Ri keluar dari kamarnya, Mereka pun saling memandang. 


Mereka saling menatap. Ma Ri nampaknya senang melihat Jung Won lagi. 


Jung Won yang melihat Ma Ri pun nampaknya merasa lega. (Ostnya bagus coi) 


Episode 11 Jika kamu tetap disisiku


Di galeri seni Kyung. In Wook membalik kartu nama Joo Hae Ra.  Ia lantas bertanya pada Joo Hae Ra, “Woo Ha Kyung teman kuliahmu sekaligus direktur galeri?  Kamu pasti teman dekatnya.”
“Kenapa kamu bisa berpikir begitu?” Hae Ra mengelak. 
“Orang bermitra hanya dengan orang yang bisa mereka percaya.” Serang In Wook lagi. 
“Kami tidak bermitra. Hubungan kami sebatas bos dan pegawai.” 
“Jadi, kalian tidak saling percaya? Kalian masing masing menyembunyikan rahasia dan harus menjaga rahasianya?Begitu maksudmu?”


Diberondong pertanyaan seperti itu membuat Joo Hae Ra getir. Ia tersenyum tipis enggan menjawab. 


“Aku pamit dulu,”kata In Wook lagi, “Kurasa kamu tidak akan memberi tahu apa yang ingin kuketahui.”


In Wook sudah berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar, tetiba ia berbalik, mendekati meja Joo Hae Ra. Ia membalik majalah dengan cover dirinya. Ia kembali memojokkan Hae Ra. “ Kamu mengenalku bukan?  Kenapa kamu berpura pura tidak kenal?”
“Itu...” Hae Ra tak bisa menjawab. 
“Kamu tidak merahasiakan sesuatu?”


In Wook melempar begitu saja majalah itu ke tangan Joo Hae Ra. “Menarik. Sampai jumpa lagi.”


In Wook dengan raut muka menahan marah meninggalkan galeri. 


Joo Hae Ra mulai dibuat cemas olehnya. Ia mengkhawatirkan Jung Won.


In Wook keluar lift, sambil bicara du telpon. 
“Ada informasi lain tentang Bu Woo Ha Kyung?”
“Aku sudah tahu itu. Ada yang lain?”


In Wook jalan dan berpapasan dengan dokter Ha dan si dokter hendak menyapa tapi In Wook tak dengar. 


Joo Hae Ra kesal, ia membanting dengan keras majalah itu di meja. Lalu duduk memegangi
Kepalanya. 


Ha sung ho masuk ke galeri, 
“Hae Ra. Hei”


“Kenapa presiden Kang In Wook dari Gunha cronstruction ada datang kemari?”tanyanya kemudian. 
“Kamu tahu dari mana?”
“Aku kenal semua selebritis di negara ini. Apa dia datang jauh jauh kemari untuk membeli lukisan?”
“Kamu tahu sesuatu tentang dia?”
“Dia putra misteriusnya konglomerat pemilik perusahaan. Gunha construction terkenal memiliki segudang aset.”
“Dia sekaya itu?”
“Tentu saja. Dia sangat populer di kalangan wanita yang kukenal dan di sangat romantis.Dia dikenal sebagai suami yang penyayang.”


Joo Hae Ra tertawa mengejek. “Suami penyayang apanya.”


Ha Sung Ho lanjut bertanya, “Dia sedang apa di sini? Dia ingin membeli lukisan? Berapa banyak? Apa galeri Seni Kyung akhirnya sukses besar?”
“Tidak. Bukan itu.”
“Bukan?” Dokter Ha terheran mendengar jawaban Hae Ra. 


Joo Hae Ra kembali terdiam. Ia mencemaskan Jung Won lagi.” Bagaimana jika terjadi sesuatu?”Ia nampak galau. 


Jung Won mengajak Ma Ri makan malam di restoran. 


Jung Won bahkan mengiriskan daging untuk Ma Ri lalu memberikan piringnya. 
“Makanlah”


Ma Ri yang kelihatan galau mulai bicara, “Ada sesuatu yang belum kukatakan padamu. Suamiku adalah... 


Suara Ma Ri dengan latar In Wook sok cool di di temani mobil putihnya. Ma Ri, “presdir Kang In Wook dari Gunha construction. Istri presdir Kang In Wook itulah sebutanku. Dan karena itu aku tidak bisa kabur darinya.”


Jung Won dengan tenang mendengarkan Ma Ri melanjutkan, alasanku menyembunyikan soal ini... 


Jung Won menyahut sebelum Ma Ri melanjutkan ucapannya, “aku mengerti. Dan aku tahu segalanya akan semakin sulit. Jadi kamu harus makan dan menyimpan tenagamu.”Jung Won terseyum. 


Jung Won berdiri dari duduknya, ia menghampiri Ma Ri lalu meletakkan garpu di tangan Ma Ri. Ia tersenyum membuat Ma Ru balas tersenyum dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri. 


Sementara itu In Wook rupanya ketemuan dengan detektif Oh cheol. 
“Woo Ha Kyung dia sangat mencurigakan.”kata In Wook.”
“Ya. Aku tidak menemukan keterkaitan 28 wanita lainnya. Woo ha kyung satu satunya orang yang mungkin tahu. Anda mencari gaun itu. 


In Wook teringat pertemuannya dengan Ma Ri di depan klinik. 


Ma Ri terlihat ketakutan membuat In Wook curiga. 


In Wook, “ Ma Ri pasti berjumpa dengan wanita itu. Aku yakin.” Kata In Wook yakin. 


Ma Ri berdua dengan Jung Won melangkah di tangga depan kontrakan Ma Ri. Ma Ri berkata dalam hati, “ Jika seseorang tahu rahasiaku, mereka akan terluka. Jika seseorang melihat kepedihanku, mereka akan kesakitan. Begitulah caraku menjauh dari teman dan kenalanku dan hidup sendirian. Nun, aku ingin membuka hatiku  yang terluka untuk pria ini. Aku ingin dihiburbdan menemukan keberanian darinya. 


Mereka terhenti berjalan di jalan yang datar. Ma Ri melayangkan tanya pada Jung Won, “ Kamu bilang begini saat kita bertemu. Berhentilah berpikir untuk kabur dan hadapi itu. Hanya dengan begitu aku bisa mengubah hidupku. Aku mencoba menghadapinya berkali kali tapi aku tidak pernah berhasil.


Kilas balik saat Ma Ri di kantor polisi. Ma Ri datang ke kantor polisi dengan kaki memar memar sehabis dipukuli In Wook. Polisi di depannya mengatakan, “Jika ini tentang kekerasan dalam rumah tangga tolong isi formukir ini. 
“ ini” polisi menyerahkan formulirnya. 


Tetapi In Wook datang kemudian menyapa kepala polisi dengan ramah. 
“Halo, perwira. Selamat. Kudengar putramu masuk jurusan IPA.
“Terima kasih.”
“Aku sudah menghubungi direktur. Tenang saja.”
“ Silakan lewat sini.”
Ma Ri meneruskan, “Aku datang ke kantor polisi tapi itu tidak membantu. 


Ma Ri melapor di Tim departemen wanita muda 2 tapi gagal karena In Wook menyuap kepala polisi. 


Ma ri juga menemui pengacara tapi tidak tidak diproses karena kembali digagalkan oleh In Wook.
“Nona Yoon Ma Ri? Kenapa kamu tidak  memberitahuku?Astaga.Grup gunha?  Maaf tapi... Aku tidak bisa menangani kasus ini.”
Ma Ri, “ Tapi mereka tidak membelaku karena dia sudah menyuap mereka.”


“Aku juga menghubungi beberapa jurnalis. Tapi aku tidak bisa menghubungi mereka sejak hari kami berjanji bertemu. 


Mereka lanjut jalan lagi. Kini giliran Jung Won bicara, “Aku memintamu menghadapinya,bukan kabur, karena itu hal yang ingin kukatakan pada diriku sendiri. Kamu bertanya apa ada hal yang kusesali. Itulah penyesalan terbesarku, semakin kupikirkan,aku semakin menyesal. penyesalan  itu seakan membekas dihatiku.”


Ma Ri menatapa Jung Won. 


Jung Won meneruskan perkataannya, “Bagiku kamu seperti kesempatan keduaku. Kesempatan untuk berhenti menyesali masa lalu.”


EmoticonEmoticon