Kamis, 18 April 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 12 PART 1

PS : All images credit and content copyright : MBC


Hari berganti malam Joo Hae Ra masih di galeri. Ia menatap layar laptop mengikuti perkembangan grup gunha. “Kontrak Pensponsoran Pameran Grup Gunha”


Joo Hae Ra melamun mengingat pertanyaannya pada Jung Won. “Apa arti Yoon Ma Ri bagimu?”

Jung Won menjawab dengan tegas, “Seseorang yang kulindungi.” 


“Kenapa harus Yoon Ma Ri dari begitu banyak orang?” Joo Hae Ra bertanya tanya sendiri.

Joo Hae Ra menyeruput kopi di cangkirnya sambil melihat berita berikutnya. “Beralih ke laporan selanjutnya. Industri bisnis korea sedang meroket Grup Gunha yang mencatat tingkat pengembangan bisnis tertinggi. Selama empat tahun terakhir mengambil langkah pertama mereka tahun ini. Sebelum rapat umum pemegang untuk paruh  pertama mereka telah mengadakan rapat direksi untuk membahas pengaturan sistem manajemen mereka dan mendaftarkan afiliasi mereka di pasar saham.” Joo Hae ra bergumam, pengusaha paling sukses, 
“Diperkirakan akan ada banyak perubahan”
Lagi Joo Hae Ra bicara, Pengusaha paling berpengaruh. 
“Diperkirakan akan ada banyak perubahan. Beredar spekulasi ini mungkin menandai awal dari masalah penerus mereka. Bisnis lain sepertinya akan mengambil tindakan sesuai dengan langkah mereka.”


Ma Ri yang sedang beres beres di restoran melihat berita tentang In  In Wook di tv dan In Wook seakan melihatnya seolah mengenalinya. 


Ma Ri yang berhalusinasi mulai gemetar ketakutan. Ia  keluar restoran.


Ha Sung Ho masuk ke ruangan Jung Won, “Kamu masih bekerja. Aku bimbang apa harus memberi tahu soal ini lewat telepon. Aku senang kamu di sini.”
“Kamu sudah menyelidikinya?”Jung Won bertanya penasaran. 
“Tentu saja. Itu permintaanmu. Tadi aku berbicara dengan wartawan kenalanku sampai selarut ini.”


Ma Ri selesai bekerja di restoran. Ia masih gelisah dan duduk di halte. Ia memeriksa jarinya yang terluka.


In Wook baru saja pulang bekerja, ia memasuki kamarnya dan melepasnya jasnya tetiba ada panggilan masuk. “Ada apa? Apa? Di mana? Kirimkan lokasinya.” Telepon ditutup dan In Wook menyambar jasnya bergegas pergi. 


Kembali ke ruangan Jung Won. 
“Apa? Dia bunuh diri?” Tanya Jung Won kaget. 
“Benar sekali. Beredar rumor di pasar saham bahwa istri pemilik grup gunha menembak dirinya dengan pistol. Ini yang lebih mengejutkan. Tidak ada yang tahu penyebabnya. Kabarnya dia mengalami depresi atau dianiaya, itu saja.”jelas Sung Ho panjang lebar. 


“ Oh ya aku hampir lupa,”kata Sung Ho lagi sambil menyerahkan berkas pada Jung Won.”Ini. Omong omong sulit sekali mendapatkan ini. Perusahaan itu menyingkirkan semua foto keluarga grup gunha. Aku mempertaruhkan nyawaku untuk mendapatkan ini demi kamu. Tapi ini bukan aslinya.” Jung Won menerima amplop coklat itu dan Sung Ho mendapat panggilan masuk. “Semuanya sudah datang? Di mana? Cheongdam-dong? Aku tahu tempatnya.” “Aku pergi dulu. Sampai jumpa.”
“Baik.Terima kasih.”
“Baiklah.”


Setelah kepergian Sung Ho, Jung Won membuka amplop coklat pemberiannya,dan terlihatlah foto seorang wanita yang mirip Ma Ri sebelum dioperasi bersama anak lelaki. Kemungkinan besar ibunya In Wook. 


Jung Won nampak terkejut melihatnya. 


In Wook ngebut dalam perjalanan setelah ditelpon seseorang. 


Jung Won seperti panik dan tergesa gesa keluar dari klinik membawa amplop itu. 


Ma Ri baru sampai dinkontrakannya. Mulanya ia berjalan pelan pelan menaiki tangga. Dan ada seorang lelaki berjalan di belakangnya. 


Ma ri yang merasa diikuti menoleh kebelakang, lalu ia berjalan semakin cepat. Si pria yang menguntit juga berjalan semakin cepat. 


Karena ketakutan Ma Ri berlari hingga tangga atas, dan si leleki dibelakangnya ikut berlari juga membuat Ma Ri was was. 


Ma Ri sudah sampai di tangga teratas ia melihat ke bawah, dan si pria yang seakan membuntutinya tadi berhenti di depan kamar di bawahnya. Lalu masuk. Ma Ri sedikit lega. 


Ma Ri yang masih gemetaran masuk ke kamar dan mengunci pintu. 


Jung Won di jalan juga mengkhawatikan Ma Ri. 


Ma Ri yang syok menjatuhakn lukisannya dan ia sendiri merosot di lantai menangis sendiri. 


Ma Ri kembali teringat tatapan In Wook di tv, yang seakan melihatnya langsung. 


Ma Ri menyalakan lampu tidurnya, terdengar suara Jung Won, lihat dirimu. Wanita yang dicari suamimu sudah tidak ada. Jangan takut. 


Ma Ri meyakinkan diri dalam hati, lihat dirimu. Dia tidak akan mengenalimu. Tidak apa apa. Dia tidak akan bisa menemukanku. 


In Wook tiba di rumah seseorang. Asisstennya membukakan pintu mobil. In Wook memandang rumah itu, “Ini tempatnya.”
“Ya ini rumahnya.”


Detektif Oh sudah menunggu di sana.Ia mencocokkan foto ibu Ma Ri dengan seorang ahjuma yang duduk di kursi roda menundukkan muka. 
“Dia tampak sangat mirip dengan wanita di foto ini.Dia sulit ditemukan karena bersembunyi di tempat seperti ini.” Kata Oh cheol kemudian pada In Wook. 


Seorang wanita diatas kursi roda keluar, In Wook dan Oh Cheol melihatnya. Dan ternyata wanita itu bukan ibunya Ma Ri. 


In Wook memberi salam pada wanita itu, setelahnya melihat Oh Cheol dengan kecewa. 


Jung Won tiba di depan kontrakan Ma Ri. Dengan kakinya yang jenjang ia berlari menaiki tangga yang panjang. 


Jung Won tiba di jalan datar depan kamar Ma Ri. Lampunya masih menyala. Jung Won menunggu telpon dari Ma Ri. Tapi ponselnya tak kunjung berdering. 


Jung Won masih menunggu. Dan ia melihat seorang lelaki yang bertempat di kamar bawahnya Ma ri berbicara di telepon. “Ia berlari seperti orang gila. Aku serius. Kamu tidak akan mempercayaiku. Ada apa dengan itu? Itu menyenangkan bodoh.ya.Aku tak bohong.”


Dan Jung Won tahu siapa yang di maksud. Jung Won sedih mendengarnya. 


Kembali ke In Wook. 
“Bukankah dia yang anda cari?”selidik Oh Cheol. 
“Yang benar saja. Beraninya kamu menyia nyiakan waktuku.”
“Ciri cirinya sesuai dengan informasi yang kamu berikan. Wajahnya juga mirip.”
“Mirip. Kamu membuatku datang jauh jauh kemari karena dia mirip. Kamu dipecat.Cari penggantinya.” Perintah In Wook. 


Oh Cheol yang tak terima dipecat, mengikuti In Wook.”Berikan aku waktu lagi pak.” Pintanya sembari dengan sigap memegang tangan In Wook. In Wook yang menyadarinya menatap tajam pada oh cheol, Oh Cheol pun melepaskan tangannya dengan malu malu. 


Oh Cheol kembali ditinggal sendiri. Oh Cheol menundukkan muka. 


EmoticonEmoticon