Senin, 29 April 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 14 PART 1

PS : All images credit and content copyright : MBC


Jung Won mengantar Ma Ri ke kontrakannya. Mereka jalan bersama di undakan tangga. 
“Ayahku meninggal saat usiaku sepuluh tahun. Ibuku tidak bisa berhenti meratapinya. Dia setiap hari meminum alkohol. Suatu hari ibu pingsan dan kepalanya terluka. Setelah itu dia sulit mengingat.” Ma Ri bercerita masa kecilnya. 
“Kapan dia diagnosis menderita demensia?”
“Saat aku kelas 10.kondisinya semakin parah dan kami pindah lebih dari 20 kali. Aku lelah. Aku ingin melarikan diri. Karena itu aku menganggap pernikahan adalah jalan untuk melarikan diri darinya. Aku ini pengecut terbesar di dunia. Sekarang aku mendapat hukumannya.”
Langkah mereka terhenti.


“Terima kasih banyak untuk hari ini. Dia senang mendapat tamu. Dia selama ini sendirian. Aku dan ibuku banyak berutang kepadamu.”
“Mulai sekarang aku akan menemanimu mengunjungi ibumu. Kita sudah berjanji kepadanya bukan? Dan seperti yang kukatakandi mobil,kamu harus pindah.”
“Terima kasih banyak, tapi aku akan tetap di sini. Dari atap di sana aku bisa melihat petirahan ibuku. Aku menyukai tempat ini. Karena aku bisa menyapanya sejauh apa pun aku. Aku benar benar tidak apa apa. Aku juga sudah punya pekerjaan. Sebentar lagi aku akan mendapat uang dan bisa membawa pulang ibuku. Kamu benar benar tidak perlu cemas lagi.”


Mobil merah Joo Hae Ra tiba di depan kantor In Wook. Ia disambut anak buahnya In Wook. (yg ganteng itu wk)
“Halo bu lewat sini.” 


Hae Ra diantar masuk ke ruangan In Wook. “anda ingin bertemu denganku?” Hae Ra bertanya pada In Wook yang menatap keluar jendela. 


In Wook membalikkan badan, dan dengan angkuhnya bertanya, “Kapan kubilang aku ingin bertemu denganmu? Aku ingin bertemu direktur Woo, bukan kamu. Kamu tidak mengerti bahasa korea?”( iih ksel sm Si aki2 stu ni)
“Direktur woo sedang sibuk menyiapkan pamerannya. Aku menangani urusan eksternal.”


In Wook melangkah mendekati Hae Ra, “pameran? Yang kudengar dia tak pandai melukis.” In Wook nyengir sinis lalu mempersilakan Hae Ra duduk. 


“Aku tidak akan berbasa basi. Aku ingin menjalin kerja sama dengan galeri seni Kyung. Pertama tama aku ingin membeli satu lukisan untuk dipajang di lobi. Aku ingin mendengar rekomendasi dari direktur Woo,soal harganya, terserah saja.” Kata In Wook panjang lebar. 
Joo Hae Ra diam menatap In Wook sebentar kemudian, ”Terima kasih,kami akan memilih beberapa lukisan dan mengirimkannya.”


In Wook menurunkan kakinya seraya berkata, “berarti kita sepakat bekerja sama. Tapi ada satu syarat, mulai sekarang,aku ingin membicarakan bisnis secara langsung dengan direktur Woo.”
“Kurasa akan sulit seperti yang kukatakan tadi aku yang menangani urusan eksternal.” Joo Hae Ra mencoba beralasan. 


“Apa maksud anda? Joo hae ra heran. In wook kemudian memberi isyarat pada anak buahnya Yang menyerahkan berkas pad Hae Ra. “Apa ini?” “pernyataan penawaran?”  Hae Ra lalu membuka lembar demi lembar berkasnya. 


“Tunggu sebentar, maksud anda pimpinan yang selama ini membeli lukisan kami adalah pimpinan grup gunha?” Joo Hae Ra kembali bertanya heran
“Aku sudah menyelidikinya dan ada banyak jumlah transaksi besar.” In Wook dengan seringai jahatnya menambahkan. “Kelihatannya mayoritas penjualanmu berasal dari kami. Apa tidak masalah kalau kubatalkan transaksi ini?”


Dalam perjalanan pulang Hae Ra menggalau di mobil. Ia kepikiran ucapan In Wook tadi. 


Joo Hae Ra menemui Jung Won.  “Apa?”
“yoon ma Ri harus berpura pura menjadi Woo Ha Kyung.”
“maksudnya apa?”
“Mau bagaimana lagi? Broker yang mengurus lebih dari 70%penjualan kita ternyata dari grup gunha.”
“Aku jelas sudah katakan jangan temui dia sendirian...”
“Ini urusan galeri.. Nasib galeri ini ada di tangannya.” Jung Won berdiri, “pembicaraan kita sudah selesai. Jawabanku masih sama. Jangan bahas lagi.”


Jung Won hendak pergi tapi Hae Ra mencegahnya, “Tolong bujuk dia.”pinta Hae Ra. 
“Memangnya ini masuk akal? “ Jung Won bersikeras. 
“Kita benar benar tidak punya pilihan lain. Awalnya kamu, sekarang aku. Kang In wook menjebak kita. Kita tahu ini perangkap, tapi kalau mau kita akhiri, kita haruas memasukinya,”  
Jung Won hanya berkata, “Hubungi aku kalau dia datang lagi. Biar aku yang berurusan dengannya.”
Jung Won meninggalkan Hae Ra yang nampqk cemas. 


Ma Ri melanjutkan lukisannya. 


In Wook minum minum sendiri. Ia kemudian ditelpon oh cheol. 
“Ini oh cheol.” In Wook dengan kasar menjawab, “Kamu dipecat.” In Wook akan mematikan teleponnya ,Oh cheol mengejutkannya, “Aku punya informasi terkait Woo  Ha  Kyung. Lima tahun lalu dia terluka parah karena kecelakaan mobil. Dia tak sadarkan diri dan sejak saat itu menjalani perawatan. 


Jung Won bersama pasien dan perawat diruangannya. 
“operasinya berhasil tapi kamu harus memulihkan kekuatan jarimu dan kamu memerlukan rehabilitasi.”
“Terima kasih dokter, terima kasih.”
“Mari aku akan berikan resepnya.”
“Sampai jumpa lagi.”


Jung Won ditelepon ibunya, 
“ya”
“jung Won ibu di busan karena ada seminar. Ibu dengar ada polisi yang ke rumah ibu.”
“polisi ke rumah ibu,?”Ya. Direktur perawat memberitahu ibu bertanya tanya soal Ha kyung. Sebenarnya ada apa?”
“tolong beritahu dia untuk tidak mengatakan apapun.”
“ibu sudah memintanya mengatakan kepada si polisi untuk menghubungimu. Sebenarnya ada apa?”
“Nanti kuceritakan. Aku harus pergi.”


Jung Won seperti mengkhawatirkan sesuatu. 


Jung Won kembali mendapat panggilan masuk. 
“Ya.”
“Ini direktur Seo Jung Won.”
“Kamu siapa?”
“Aku Oh Cheol Young.Aku pernah berkunjung ke rumahmu karena satu gaun.”
“Ada apa?”
“Direktur tidak di rumah. Aku juga tidaj bisa menghubunginya.”
“Berani sekali kamu datang ke sana.”


Jung Won sampai berdiri mendengarnya. 


Oh cheol melanjutkan, 
“Kudengar Bu Woo dirawat disini selama 5 tahun terakhir. Tapi perawat di sini dia bilang tidak tahu.”
“Ini bukan urusanmu.” Ujar Jung Won sedikit menaikkan suaranya. Jung Won mengakhiri pembicaraannya dengan Oh Cheol. Dan menghubungi kepala perawat. 


“Halo,dokter Seo,”
“Si polisi itu masih bersamamu?”
“Ya”


“Dengarkan baik baik. Jangan menjawab pertanyaan apapun. Aku dalam perjalanan ke sana, bilang saja kamu tidak tahu apa apa.”


Jung Won menutup telpon dan bergegas pergi. 


Setelah mendapat informasi dari Oh Cheol, In Wook melajukan mobilnya dengan kencang menuju rumah sakit Ibunya Jung Won. 


Jung Won yang mulai kawatir juga cepat cepat menyusul. 


Ma Ri yang sedang melukis seakan mendapat firasat, tanpa sengaja ia menyenggol wadah kuasnya hingga jatuh berserakan. 


Terlihat pemandangan alam seperti di episode pertama


In Wook sampai terlebih dahulu dan disambut Oh Cheol. (oh no) 


Oh Cheol melaporkan, “Si perawat dan pegawai lainnya ada di sini, tapi tidak ada yang mau bicara. Ada yang mencurigakan.”


In Wook perlahan tapi pasti dengan wajah garangnya melangkah untuk membuka pintu rumah sakit(gak tau ini rs atau rmh, bangunannya spt istana gtu) ibunya Jung Won dengan kasar.


In Wook masuk diikuti Oh Cheol. In Wook dengan tatapan siap menerkam mangsanya, In Wook mengawasi sekeliling ruangan. 


EmoticonEmoticon