Jumat, 05 April 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 9 PART 2

PS : All images credit and content copyright : MBC


Jung Won mengetuk pintu kamar mandi, dia memanggil Ma Ri. 
“Ma Ri. Dia sudah pergi. Ma Ri. Kamu tidak apa apa,” Jung Won kembali mengetuk pintu. Jung Won lalu mundur dan maju (ibaratnya pasang kuda2 gtu lah) untuk membuka pintu yang terkunci dengan tenaganya. “Ma Ri aku akan masuk.”


Jung Won berhasil membuka pintunya, terlihat Ma Ri yang meringkuk ketakutan di bak mandi. (inget episode brp ya si Ma Ri ini emg tdr di bak mandi) 


Jung Won mendekati Ma Ri,duduk disamping bak mandi. Lalu berkata pelan, “Ma Ri dia sudah pergi. Tidak apa apa.” Ma Ri semakin menangis gemetaran. 


Jung Won “Ma Ri kubantu berdiri.” Jung Won membantu Ma Ri yang masih menangis gemetaran berdiri dan menuntunnya berjalan. 


Jung Won menghadapkan wajah Ma Ri pada cermin. Ma Ri masih tertunduk. “Lihat dirimu. Wanita yang dicari suamimu sudah tidak ada lagi.”
“Dia mungkin masih bisa mengenaliku. Dia selalu berhasil menemukanku.” Ma Ri menangis lagi. Jung Won menenangkan, “Ma Ri sekarang kamu sudah menjadi orang yang benar benar berbeda. Jangan takut.”
Ma Ri perlahan mengangkat wajahnya dan melihat wajah barunya di cermin. 


In Wook nyetir sendiri, raut mukanya kesal, ia bergumam sendiri. “Ma Ri. Di mana kamu? Di mana kamu bersembunyi Ma Ri? Kamu tahu aku tidak bisa hidup tanpamu. Bagaimana bisa kamu... Kenapa kamu setega ini padaku? In Wook marah. Ia memukul mukul setir mobil dengan keras. “Kamu tidak boleh melakukan ini padaku!”


Kembali ke rumah Jung Won. Ma Ri yang sudah agak tenang duduk di kursi. Jung Won membawakan sebaskom air. Lalu ia berjongkok menaburkan kelopak bunga lavender ke dalamnya. 
“lavender akan membantu menenangkanmu. Kamu pasti sangat takut. Rendamlah kakimu kamu akn merasa lebih baik.” Jung Won tersenyum dan mengetuk ngetuk pinggiran baskom sebentar, Ma Ri hanya terdiam menatap Jung Won. 


Ma Ri akhirnya mau mencelupkan kakinya ke dalam air rendaman lavender, Jung Won mendorong baskomnya lebih dekat ke arah Ma Ri. Ma Ri menatap Jung Won yang tersenyum padanya. 


In Wook masih di mobil. In Wook mencurigai sesuatu. “ Dari 30 orang dialah satu satunya yang tidak kulihat langsung. Woo Ha Kyung. Pasti dia orangnya.”


Jung Won dan Ma Ri lagi sibuk di dapur. Ma Ri mengelap mangkok dan Jung Won membuat teh. 
Ma Ri “Aktingku sebagai istrimu hari ini sudah berakhir.”
“Kerja bagus.”


Mereka duduk di meja makan. Jung Won memberikan ponsel pada Ma Ri untuk berjaga jaga. Lalu Jung Won mencoba menelepon. “Hubungi aku hanya kalau kamu dalam bahaya. Aku akan menolak panggilan iseng apapun. Ma Ri tersenyum senang. Jung Won lanjut, “Kalau sudah memutuskan mau tinggal di mana,jangan lupa kabari aku.”
“Jangan mencemaskanku. Mulai sekarang aku akan hidup dengan percaya diri. Juga... Aku akan berbahagia.”kata Ma Ri. 
Bel berbunyi.Suasana jadi tegang. 
Mereka menoleh ke arah pintu. Ma Ri melihat Jung Won kaget. Dan di luar In Wook tersenyum sinis. 


Jung Won membukakan pintu. 
“Kenapa anda datang selarut ini?”
“Ada yang perlu kuperiksa.”
“Kupikir tadi aku sudah jelas. Aku tidak akan menerima perlakuan tidak sopan ini lagi.”


Tanpa menghiraukan peringatan Jung Won, In Wook masuk begitu saja ke halaman rumah Jung Won membuat kesabarannya hilang. 


Jung Won seketika menarik In Wook keras tapi In Wook berhasil membalas Jung Won menariknya juga. In Wook berkata, “Aku perlu memeriksa apakah wanita didalam itu benar benar istrimu?”
“Kenapa? Ada masalah?”


Kang In Wook mendorong tubuh Jung Won dengan kasar. Mereka berhadap hadapan. In Wook, “kalau tidak diperlihatkan..”


Dan terdegar suara Ma Ri. “Sayang...” Ma Ri muncul di depan pintu menengahi pertikaian keduanya.Ma Ri melangkah pasti menghampiri mereka. In Wook nampak kecewa melihat Ma Ri. “Ada tamu?” Ma Ri pura pura bertanya. 


Ma Ri semula menatap Ju g Won kemudian In Wook dan menyembunyikan ketakutannya. Jung Won melihat dengan khawatir. 
“Ada yang bisa kubantu?”tanya Ma Ri


In Wook terus memandangi Ma Ri hingga membuat Ma Ri gemetaran dan hampir terjatuh untung Jung Won sigap dengan merangkulnya dan menggenggam erat tangannya. 
In Wook dibuat tertawa melihatnya. (dsr ni aki2. Cb dy tau itu ma ri.hhhh).
In Wook lantas berkata, “Pasti ada kesalahan.Aku permisi.”kata In Wook tapi matanya masih mengawasi Ma Ri. Sesudah kepergian In wook, Ma Ri hampir ambruk dan Jung Won membawanya masuk rumah. 


Jung Won menuntun Ma Ri hingga masuk rumah, namun baru beberapa langkah, Ma Ri ambruk ke lantai. Jung Won menenangkan, “Tenanglah. Dia tidak mengenalimu. Kamu berani dan kuat.”
Ma ri masih menangis sembari memegangi lehernya. 


In Wook di mobil marah marah sendiri seperti orang gila. Ia memukul mukul pintu dan setir mobil sambil berteriak teriak nggak jelas. 


Jung Won duduk menyendiri di kamarnya melamun sedih. 


Ma Ri di kamar juga melakukan hal yang sama. Ia teringat saat In Wook memandangnya dan ia hampir roboh. 


Pagi pagi sekali Ma Ri hendak meninggalkan rumah Jung Won.Ia menatap lama kediaman penyelamatnya


Ma Ri teringat percakapnnya dengan Jung Won di meja makan. 
“Aku baru mulai menyediakan layanan akting sepertimu. Aku akan menjadi pekerja sosialmu. Ini program rehabilitasi bagi yang memerlukan. Kamu mau bergabung?”ujar Jung Won panjang lebar. Ma Ri diam saja. Jung Won melanjutkan “Yoon Ma Ri, apa rencanamu terkait tempat tinggal? Bisakah kamu mendapat tempat tanpa KTP atau deposit?” 
Ma Ri tersenyum. Jung Won lanjut bicara, “Kamu sudah berutang padaku sekali, sekali lagi tidak masalah.”
“Apa?”
“Kamu berutang sesuatu padaku. Silakan saja kalau mau meminjam lagi.” Jung Won menyerahkan amplop coklat besar pada Ma Ri. “Ini juga hadiah kecil untukmu dariku.”Jung Won memberikan bingkisan dalam wadah kantong kecil untuk Ma Ri.


Ma Ri mengeluarkan sarung tangan pemberian Jung Won lalu memakainya dan menempelkan kedua tangan di pipi sembari tersenyum senang. Ma Ri mulai berjalan pergi. 


Jung Won sepertinya baru bangun tidur dan mendapati rumahnya sepi. 


Jung Won menuju dapur. Ma Ri memasak banyak masakan tapi Jung Won nampak sedih. Ma Ri meninggalkan catatan untuk Jung Won. “aku membuatnya agar kamu bisa memanaskan makanan kapanpun. “jangan lupa makan”


Jung Won membuka kulkas dan banyak bumbu masakan matang yang dibuatkan Ma Ri untuknya. 


Ma Ri menemukan rumah kontrakan. Seorang lelaki mengantarnya melihat lihat kamarnya. 
“Ini pilihan bagus. Pemandangannya juga hebat.”
Ma Ri menemukan cermin dan bicara dalam hati seperti wanita berwajah ini, aku akan kuat dan menjalani hidup dengan berani. Terima kasih. Terima kasih banyak. 
“Ini satu satunya pilihan bagimu untuk segera pindah dengan harga sewa rendah.”


Ma Ri melihat pemandangan keluar jendela ke arah bangunan ia di mana ibunya dirawat. Ibu baik baik saja bukan?tempat ini dekat dengan tempat ibu. 


Ibu di kamarnya juga melakukan hal sama. Duduk di kursi roda terdiam melihat pemandangan hutan di luar jedela. 


Kembali ke....(aki aki 😅) alias In Wook yang sedang mengintrograsi anak buahnya yang ganteng itu. 
“Kamu sudah mencari semua panti jompo di seluruh negeri.”
“Ya. Tapi aku tidak bisa menemukannya di mana mana.”
“Sebar fotonya.”
“Anda serius?bagaimana jika pimpinan sampai tahu?”
“Ibu mertuaku pasien dengan pikiran tidak stabil.Dia menghilang dari Rumah sakit. Sebagai menantu sudah tugasku untuk mencarinya.”
“Baik.Aku mengerti.”
Anak buah In Wook yang ganteng itu pun pergi. In Wook yang sendirian memijat mijat keningnya. (kenapa ki?)


Ma Ri memasukkan barang barangnya ke kostnya. Lalu menggantung jaket. Ia menaruh lampu didekat peralatan lukisnya. Ia bicara sendiri, lampu ini akan melindungiku dengan kehangatan. 


Juga meletakkan bunga pemberian Jung Won diatas meja. Dan terdengar suara Jung Won,seperti arti namamu berjalanlah maju tanpa tersesat. Ma Ri tersenyum sendiri lantas berkata rosemary disebut juga embun laut, bunga ini akan membantuku kapanpun aku tersesat. Terima kasih, dokter. 


Ma Ri mulai beres beres lagi,ia menata peralatan makan,dan memasang gorden. Hingga hari berganti malam ia melukis lagi. 


Oh Cheol kembali menemui Kang In Wook. “Ini dokumen tentang Woo Ha Kyung.” katanya pada In Wook yang kemudiqn membuka berkas itu dan terdapat banyak foto Ha Kyung. 
“ Aku sudah memeriksa wajahnya tapi ada yang aneh darinya.” Imbuh Oh Cheol. Sambil mengetuk ngetuk dokumen itu menggunakan ibu jarinya In Wook berkata, “Selidiki lebih dalam wanita ini. Termasuk setiap detail kehidupannya.”
“Baik.”(klo smp dia nemuin lelaki selingkuhan Ha Kyung,misal aja gak mati,si lelaki tu, bkl ketahuan dech klo pnh koma slma 5th) 
Detektif Oh pamit. In Wook sendirian menutup dokumen dengan keras. Lalu menopangkan dagu pada kedua tangan. 


Ma Ri menuang minuman dalam mug. Lalu duduk bersandar tembok sembari membelai rosemari pemberian Jing Won. 


Ma Ri teringat Jung Won. 
“Kalau kamu ingin mencari pekerjaan kamu harus memiliki nomor ponsel. Akun ini atas namaku, untuk sementara pakailah.” ujar Jung memberi Ma Ri ponsel untuk berjaga. Jaga. 
“Terima kasih.”
“Mau coba menghubungi kontak nomor satumu?”
“Ya”
Ma Ri memencet tombol di ponsel dan ponsel yang dibawa Jung Won menyala. 
“Ini nonor daruratmu. Hubungi aku hanya saat dalam bahaya. Aku tidak terima panggilan iseng. Kalau sudah memutuskan mau tinggal di mana jangan lupa mengabari.” Ma Ri meraih ponsel di mejanya. Mungkin dia ingin mengabari Jung Won tapi urung. 


Jung Won lagi ngeteh sendirian di rumahnya. Sama seperti Ma Ri, ia juga memikirkannya. Ia  melihat ponselnya kalau kalau Ma Ri mengabari. 


EmoticonEmoticon