Rabu, 01 Mei 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 15 PART 1

PS : All images credit and content copyright : MBC


Drama dibuka dengan adegan Ma Ri yang berjalan menuruni anak tangga di depan kontrakannya dengan narasi Jung Won,Sejak aku melihat jiwanya, jiwanya menghunjam hatiku dan itu memberikanku rasa sakit yang hebat. Aku bahkan tidak tahu kenapa jiwanya menusuk hatiku. 


Episode 15 “Cintamu Tersimpan di hatiku”


Jung Won sambil menyetir menuju ke kliniknya dan masih bernarasi, Namun aku tahu satu hal aku ingin melindunginya. 


In Wook kembali ke tempat ibunya Jung Won di mana dulu Ha Kyung dirawat. 


Jung Won melanjutkan perjalanannya ke klinik, dia menghubungi perawat wanita, “ Nona Kim, aku sudah di jalan. Tolong siapkan semuanya, agar aku bisa langsung mengoperasi”.


Balik ke In Wook yang menemui perawat untuk bertanya langsung “Jadi seorang pasien yang dirawat di sini selama lima tahun tiba tiba sadar dan pulang ke seoul. Begitu maksudmu?” tanya In Wook penuh ingin tahu. 


“Ya benar.”jawab kepala perawat sambil lalu. Ia melewati In Wook begitu saja. “Nona Kim berikan berkas itu.”pintanya pada rekannnya yang duduk depan komputer. In Wook terdiam. 


In Wook sudah melangkah hendak keluar ruangan. Perawat melihatnya dengan tidak suka. 


Namun In Wook tetiba berbalik lagi dan menanyai perawat, “Aku tanya satu hal lagi, kamu ingat tanggalnya bukan?”
“Apa?”
“Hari Woo Ha kyung pulang ke seoul. Mukjizat terjadi hari itu. Kamu pasti mengingat hari bahagia itu?”


Perawat terdiam menatap In Wook, kita belum diperdengarkan jawabannya. 


In Wook kembali berpikir setelah mendapat jawaban dari perawat. Ia mulai merangkai sendiri, di hari Ma Ri hilang, Woo Ha Kyung pulang ke Seoul. Jalan yang dilalui Woo Ha Kyung saat menuju ke Seoul dan jalan yang dilewati Ma Ri saat bertemu. Benar itu tempatnya. 


In Wook mengingat kembali jalan yng dilalui Ma Ri dan Jung Won. 


Kemudian In Wook bergumam sendiri,Ma Ri kita akan segera bertemu.


In Wook menelepon asistennya (yg ganteng itu lho) ternyata namannya Sung Wook. 
“Tunda rapatnya dari pukul 17.00 ke pukul 19.00. Aku akan menemui direktur Woo Ha Kyung sekarang.”  Selesai menelpon, In Wook meninggalkan tempatnya ibunya Jung Won. 


Di klinik Jung Won perawat wanita terlihat cemas karena Jung Won belum datang juga. Ia mengeluh pada perawat laki laki. “ Apa yang dia lakukan?kita hampir kehabisan waktu. Dia tidak pernah terlambat mengoperasi sebelumnya.”
“Dia akan tepat waktu. Percayalah kepadanya dan tunggu dia.” Perawat lelaki menenangkan. 


Dan yang dibicarakan datang tepat waktu. “Apa semuanya sudah siap?” tanya Jung Won pada mereka. 
“Ya Pak”
“Ya dokter”  Jung Won mengajak mereka bersiap siap melakukan operasi. 


Di tempat lain Woo Seon dan Ma Ri ketemuan. Woo Seon memuji lukisan Ma Ri. “Indah sekali?. ” Woo seon bertepuk tangan dan mencium sayang lukisan Ma Ri. “Wanginya seperti bunga. Kamu mau jual berapa?”
“Kuserahkan kepadamu saja.”
“Baiklah percayalah kepadaku. Tunggulah di sini. Aku akan menjual lukisan ini sekarang. Semoga aku berhasil. Kita pasti bisa.”


Mereka melakukan tos seperti kebiasaan keduanya. 
“Semoga berhasil. Ini akan terjual mahal.”


Jung Won sedang mengoperasi seorang pasien dibantu dua orang perawatnya. 


Jung Won minta cairan pembilas, lalu ia menyuntikkan obat pada luka pasien yang dioperasi. 


Mobil putih In Wook sampai di depan galeri Seni Kyung. Anak buahnya, Sung Wook langsung menghampiri, “Rapat ditunda pukul 19.00”
In Wook mengangguk saja. 


Di dalam galeri Joo Hae Ra sedang  bicara di telepon dengan muka ceria. “Halo nona Park. Kami mempercayaimu. Ya. Nanti kuhubungi lagi.” 


Suasana pun berubah tegang saat In Wook memasuki ruangan Joo Hae Ra dan duduk di hadapannya. 
“Kenapa anda tiba tiba ke sini?”tanya Hae Ra keheranan. 
“Direktur Woo Ha Kyung. Hubungi dia sekarang.”pinta In Wook tegas. 
“ Kita sudah membahas hal ini. Dia tidak datang ke galeri karena sibuk dengan pekerjaannya.”


In Wook bicara santai namun menohok. 
“Aku dengar dia koma selama lima tahun. Apa dia boleh bekerja begitu keras?”


Hae Ra terperangah mendengarnya
“Anda tahu dari mana soal itu?”
“Aku mendatangi tempatnya dirawat. Dan aku bertemu Dokter Seo jung Won di sana.”
In Wook beranjak dari dudukknya,” Entah kenapa,setiap kali aku pergi menemui  Woo Ha Kyung,dokter Seo Jung Won ada di sana.” Kata In Wook dengan raut muka tersenyum. 


In Wook bertanya lagi, “Di mana studio Woo Ha Kyung? Aku akan ke sana sendiri.”


Ma Ri sedang melukis,tiba tiba Woo Seon mengagetkannya. “Ma Ri hei, Apa kamu tahu aku meminta harga berapa untuk lukisanmu? Seribu dolar.”
“Semahal itu? Bukankah itu terlalu mahal?”
“Kita berhasil menjualnya. Kami melelang lukisan pertamamu dan itu terjual dalam beberapa hari.” 
Ma Ri seakan tak percaya. 
“Dan ini uang dari lukisan pertamamu. Ini 500 dolar.” Woo Seon menyerahkan beberapa lembar uang dalam amplop di atas meja pada Ma Ri. 


Ma Ri melongo melihat amplop yang diberikan Woo Seon. 
“Kamu  yakin lukisannya terjual?”
“Lukisannya terjual dalam sepekan.”


Mereka melakukan tos lagi. 


Ma Ri senang, Woo Seon memuji dirinya sendiri, “Bagaimana menurutmu? Aku hebat bukan? Aku agen yang bisa diandalkan bukan?” Woo Seon mengelus rambutnya sendiri dengan gaya. 


Ma Ri seketika menarik tangan Woo Seon, 
“Terima kasih Woo Seon.”
“Fokus saja melukis mulai sekarang. Aku akan menjual lukisanmu.”
“Aku bisa apa tanpamu? Aku merasa kehilangan arah.” Kata Ma Ri sembari bahagia melihat uang jerih payahnya yang dipegangnya. 


Di galeri Seni Kyung In Wook menutup dengan keras laptop Hae Ra di atas meja. 
“Apa susahnya memberi tahu studionya?”
“Maafkan aku.Dia tidak ingin menemui siapapun saat sedang bekerja.”


In Wook mengeluarkan ultimatum pada Hae Ra, 
“Aku peringatkan sekali lagi. Direktur Woo Ha Kyung harus menandatangani kontraknya sendiri. Kalau tidak, kami akan bermitra dengan galeri lain.”


In Wook akan beranjak pergi, Hae Ra mengingatkan, “Aku memintamu memberikan kami waktu.”
“Sudah kubilang,aku tak sabar. Pastikan kamu mengambil pilihan yang bijaksana.”


In Wook menunjuk dengan jarinya berkas di atas meja, sepertinya kontraknya dengan galeri seni kyung,dan menatap Hae Ra tajam sebelum pergi. 


Hae Ra nampak galau sepeninggal In Wook. 


Jung Won sedang berbicara di telpon dengan kepala perawat, “ Dokter Seo,kita harus bagaimana? Dia terus mendesakku, jadi aku akhirnya memberi tahu tanggal pemakaman Ha Kyung. Aku bilang dia pulang ke Seoul hari itu.”
“Baiklah. Jika dia datang lagi hubungi aku. Aku mohon.”


Seusai berteleponan Jung won menuju lift dan memencet tombol. Lift terbuka, dan Jung Win terkejut. 


In Wook berada di dalam lift dengan senyum menantang. 


Keduanya berada dalam satu lift. 
“Ada apa datang ke sini?” tanya Jung Won tak suka. 
“Sementara kamu beristirahat, aku melakukan sesuatu.” In Wook tertawa. 


Jung Won diam menahan marah. 


Saat pintu lift hampir membuka,Jung Won mencegahnya dengan memencet tombol tutup, lalu menekan angka 16, In Wook tersenyum melihatnya. 


Ma Ri di jalan,ia berhenti untuk melihat baju dan syal yang dipajang di etalase sebuah toko. Ma Ri tersenyum mengeluarkan amplop pemberian Woo Seon. Sepertinya Ma Ri akan membeli barang itu. 


EmoticonEmoticon