Rabu, 01 Mei 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 16 PART 2


Penulis Sinopsis: Lavender
All images credit and content copyright: MBC

In Wook yang lagi minum sendirian mulai mencurgai Jung Won. Ia membayangkan kembali saat dirinya dan Oh Cheol mendatangi rumah Jung Won untuk mencari tahu keberadaan Ha Kyung sambil membawa gaun ungu. Tapi  Jung Won nggak memberitahu yang sebenarnya pada mereka. 


Juga Saat In Wook kembali sendirian mendatangi rumah Jung Won untuk memastikan wanita di rumah Jung Won adalah Ha Kyung. Mereka hampir berkelahi jika Ma Ri  nggak muncul sebagai Ha Kyung. 


In Wook juga mengingat saat bertemu Ha Kyung di depan galeri seni Kyung. In Wook meminta bicara sebentar tapi Ha Kyung alias Ma Ri menolak dan bergegas pergi bersama Jung Won. 


In Wook meletakkan gelasnya di meja dengan keras. In Wook mulai curiga,dan bergumam Mereka suami istri, 


Jung Won pulang ketika hari telah malam. 


Jung Won membuka pagar rumahnya dan menoleh sebentar seakan dia tahu jika diintai sayangnya Jung Won belum tahu dan ia berbalik untuk masuk ke dalam rumah. 


Oh Cheol mengintai dengan kamera ala paparazzinya. 


Hae Ra sebelum mulai obrolan menyeruput tehnya lebih dulu. “Aku ingin memberitahumu cara lebih baik untukmu bersembunyi. Cara untuk bersembunyi selamanya.”
Ma Ri menatap Hae Ra tak mengerti. 


Hae Ra melanjutkan,”Presdir Kang menindas galeri. Kurasa dia meyakini Ha Kyung melindungimu. Dia bahkan mendatangi rumah ibu Jung Won untuk memeriksa latar belakangnya mencari petunjuk untuk mencarimu.”
“Aku tidak tahu.”
“Aku yakin dokter Seo tidak tega memberitahumu. Begitulah sifatnya. Dia diam saja agar tidak menyakiti orang lain.”


Joo Hae Ra berhenti bicara sebentar untuk minum tehnya lagi, “Sejujurnya aku kesal. Kedatanganmu membuat kami kalang kabut.”
“Maafkan aku.”
“Apa kamu sungguh menyesal?”
“Tentu saja.”
“Kalau begitu bantu aku. Seperti aku bilang tadi, ini juga cara agar kamu bisa bersembunyi selamanya.”


“Apa yang harus aku lakukan?” tanya Ma Ri memelas. 


“Menyamarlah menjadi direktur Woo Ha Kyung.”
“Apa?”
“Temui presdir Kang sebagai Ha Kyung.”


Ma Ri terdiam kebingungan. 


Sementara itu Jung Won sedang di taman bunganya. Ia nampak bahagia. Namun raut mukanya berubah kusut saat mengingat perkataan Hae Ra bahwa Kang In Wook menjebak mereka, dan mereka tahu itu jebakan tapi jika ingin mengakhiri jebakan ini mereka harus masuk perangkapnya lebih dulu.


Ma Ri sampai di kontrakannya dan ia kepikiran ucapan Joo Hae Ra. Ma Ri mengingat jawabannya sendiri, “Ku rasa aku tidak berhak memutuskan.”


Joo Hae Ra mendesak, “Bagaiman jika tidak ada cara lain? Itu satu satunya cara untuk menyelamatkan galeri. Dokter Seo menginvestasikan semua uangnya di galeri. Selain itu, dia hampir seperti dokter amal. Untuk mendapatkan sponsor dari presdir kang, si direktur sendiri yang harus menandatangani kontraknya.”


“Aku frustrasi karena tidak bisa menyelamatkan galeri. Dokter Seo juga ingin menyelamatkan galeri, tapi dia tidak enak memintamu melakukan ini. Kamu bilang kamu merasa bersalah dan berutang budi kepadanya. Kamu hanya perlu menyamar menjadi Woo Ha Kyung tanpa sepengetahuannya dan menandatangani kontrak. Hanya itu peluang terbaik yang kami punya.”


Ma Ri masuk kamar, dan ia memeriksa notifikasi di ponselnya. Sepertinya Ma Ri ingin menelepon seseorang tapi urung dilakukannya. 


Jung Won sendiri sedang menelepon ibunya. 
“Halo bu, bagaimana seminarnya?”
“Seminarnya lancar, dan ibu pulang dengan selamat. Apa semua baik baik saja?Kudengar detektif datang untuk menanyakan soal Ha Kyung dan sepertinya serius. Ada apa?”


“Ada sesuatu yang belum kuceritakan kepada ibu.”
“Tentang apa?”
Jung Won belum menjawab. 


Woo Seon sedang berkumpul dengan gengnya. “ Jika kamu berinvestasi 2.000 dolar, hanya tinggal menunggu waktu sampai uangmu menjadi 20.000 dolar, 30.000 dolar. Percayalah kepadaku dan berinvestasilah untuk masa depan kalian. Aku butuh dukungan kalian. Bersulang.”  Selagi Woo Seon mengoceh, ponsel di meje bergetar. Panggilan masuk dari Ma Ri. 


Seseorang memberitahu ada telepon masuk, Woo Seon pun mengangkatnya, “Hei, jangan pernah menyebutkan soal galeri Seni Kyung. Aku juga turut bersedih atas penghargaan pemulamu, tapi tempat itu akan tutup. Beredar kabar bahwa mereka mengalami defisit keuangan besar besaran.”


Ma Ri sepertinya terkejut, “Defisit keuangan?”
“Ya.”
“Sepertinya kontes itu upaya terakhir mereka, tapi tidak membuahkan hasil.”


Woo Seon lanjut, “Mereka hanya punya kamu, tapi kamu tidak menandatangani kontrak. Kasihan mereka, tapi kelangsungan hidupmu harus diutamakan. Camkan kata kataku. Jangan pernah berpikir untuk bekerja sama dengan mereka.”
“Baiklah. Terima kasih.”
Ma Ri jadi dilema. 


Ma Ri terkenang saat ngobrol berdua sama Jung Won. 
“Aku senang bisa menemukan pelukis lukisan cistus. Aku mencarimu karena kupikir kamu akan menyelematkan galeri.”
“Kamu pasti menghargai galeri senimu.”
“Galeri itu berharga bagiku. Galeri dan lukisanmu.”


Ma Ri menggalau ria. Ia duduk gelisah memikirkan keputusan yang tepat. Ma Ri berbaring namun juga tak bisa tidur. 


 Hari berganti malam Ma Ri belum bisa terpejam. Ia masih bimbang untuk memutuskan. 


Hingga menjelang dini hari Ma Ri masih belum bisa tidur. Ia pun bangun. 


Ma Ri teringat ucapan ibunya, “Dia pria yang baik. Pria yang baik. Kamu pasti bisa membalas kebaikannya. Ma Ri melihat ponselnya hampir jam 2 pagi. Sepertinya Ma Ri telah membuat keputusan. 


Joo Hae Ra baru sampai di galeri, Ma Ri menelepon. 


Ma Ri, Halo aku ingin mencobanya. 


Joo Hae Ra nampak senang “Benarkah, keputusan yang tepat.”


“Aku tahu dia tidak akan tertipu dengan akting yang canggung. Aku ingin menyiapkannya secara menyeluruh. Kirimkan informasi tentang nona Woo. 


Joo Hae Ra, “Baik, aku akan mengirimkan informasi tentang galeri dan tentang tren terbaru dibidang seni. Dan aku juga akan mengirimkan daftar lukisan yang akan diminati Grup Gunha.”


“Aku hanya perlu informasi tentang galeri dan nona Woo. Aku sudah tahu tren di bidang seni dan seleranya. Aku sangat memahaminya.”
“Tentu saja. Baiklah kalau begitu.”


Adegan terakhir memperlihatkan Jung Won yang akan pergi bekerja dengan berjalan kaki. 


Narasi Jung Won, Dewa angin cemburu pada Apollo, dewa matahari dan Hyacinth, pangeran yang dicintainya. Dia mengirim angin untuk membunuh sang pangeran.


Disambung narasi Ma Ri sembari menatap wajahnya dicermin. Bunga Hyacinth mekar di tempatnya mati. Kenapa bunga selalu mekar di tempat yang dipenuhi airmata dan penderitaan? 


Penutup. 
Cintamu tersimpan di hatiku.


EmoticonEmoticon