Jumat, 03 Mei 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 18 PART 1


Penulis Sinopsis: Lavender
All images credit and content copyright: MBC

Di dalam lift tanpa sengaja, In Wook menemukan alamat praktek Jung Won dan Sung Ho. Sepertinya In Wook punya rencana baru. 


Ma Ri keluar dari lift dan berjalan gontai. 


Ma Ri kembali masuk ruangan Ha Kyung, dengan lemah, ia berpegangan pada meja agar tidak jatuh kemudian duduk di kursi dan menangis. 


Perawat wanita ngobrol dengan perawat lelaki. 
“lihat keriput ini. Aku perlu meminta bantuan dokter Ha,”katanya sembari memegang cermin kecil.”
“Konyol sekali. Jangan lakukan apapun dengan wajahmu.” Celutuk perawat lelaki. 
“Astaga, apa urusanmu?”
“Karena kamu masih terlihat sangat muda.Kalau tampak muda adalah kejahatan kamu akan dipenjara seumur hidup.”
“Astaga, gombal.”


Obrolan mereka terhenti ketika In Wook datang. 
“Dokter Seo ada?”tanyanya ramah. 
“Dia sedang pergi.” 
Sung Ho datang kemudian. Dia menghampiri perawat wanita dan belum mengetahui keberadaan In Wook. “Bu kim apa jadwalku...” Sung Ho melihat In Wook. Heran. 


In Wook yang juga melihatnya menyapa seakan sudah akrab.”Kamu dan dokter Seo sefakultas dan rekan bisnis bukan?”


Mulanya Sung Ho terdiam. Ia teringat Jung Won yang menggali informasi lebih banyak tentang In Wook. “ Apa yang kamu tahu soal presdir Kang?”
“Yang kutahu dia misterius.”
“Bisa bantu aku mencari informasi tentangnya?”


Sung Ho tidak bergeming. In Wook mendekatinya.
“Aku Kang In Wook.”
“Aku terkejut anda mengenaliku. Itu kehormatan bagiku. Ada apa sampai datang ke sini?”
“Aku ingin menemui dokter Seo, tapi rupanya dia sedang pergi.”
“Dokter Seo? Ada apa?”
“Bisa kita bicara sebentar?”
“Mari kita ke kantorku.” Ajak Sung Ho yang diangguki In Wook dan senang karena umpannya berhasil. Sung Wook mengingatkan bosnya untuk segera menghadiri rapat karena bisa terlambat. Tapi In Wook menyuruhnya diam. In Wook lanjut ke Sung Ho. 
“Baik. Di mana?”
“Di sini.” In Wook menyuruh Sung Wook menunggu di mobil. 


Hae Ra memasuki ruangan Ha Kyung. Dia memeriksa kontrak yang telah ditanda tangani Hae Ra nampak senang. “Bagus sekali. Kamu berhasil melakukannya.”


Hae Ra belum mengetahui keadaan Ma Ri. Baru kemudian Hae Ra melihat Ma Ri yang gemetaran. 
“kamu baik baik saja?”
“ya aku tidak apa.”


Ma Ri mencoba berdiri dan hampir oleng jika Hae Ra tidak memeganginya. “Sepertinya kamu tidak baik baik saja. Biar kuantar pulang.”
“Aku tidak apa.”ujarnya seraya menepis tangan Hae Ra. “Semoga kamu tidak memerlukanku lagi sebagai Woo Ha Kyung.”sindir Ma Ri kemudian. 


Ma Ri akan pergi, Hae Ra berkata, “kudengar kamu yang membuat lukisan cistus. Teruslah melukis aku akan menjualnya di sini. Aku tahu kamu harus melukis.”  Ma Ri berhenti dan menatap Hae Ra. “Karena kami sudah mengetahui keadaanmu. Kami akan mengizinkanmu melukis dengan nama artismu.” Lanjut Hae Ra. 


Ma Ri menatap Hae Ra sejenak, “Kurasa itu bukan ide bagus.” Sahut Ma Ri ketus. 


Joo Hae Ra terheran heran melihatnya. 


Jung Won masih dalam perjalanan menuju klinik. 


Di kantor Sung Ho. In Wook mulai berbasa basi. “Kalau kalian belajar di tempat yang sama kamu pasti akrab dengan dia dan istrinya.”
“Tentu saja. Kami selalu bersama.”
“Kalian akrab.”ujar In Wook datar. Kemudian berdiri dari duduknya untuk menghampiri Sung Ho. “Kurasa kita lanjutkan nanti.”kata In Wook sembari meletakkan kartu namanya diatas meja Sung Ho.

Sung Ho ikut berdiri, “Baik.Ku tunggu panggilan anda.”
In Wook ditelepon seseorang, ia mengatakan akan segera ke sana. In Wook mengatakan pada Sung Ho kalau dia harus pergi. 
“Sayang sekali kita tidak sempat berbincang lama.”
“Kita lanjutkan nanti.Banyak hal yang perlu kita bicarakan. In Wook menimpali. 


Jung Won telah sampai di Klinik. Ia memarkir  mobilnya di samping klinik. Namun ia belum keluar mobil, jung won nampak memikirkan sesuatu. 


Jung Won akhirnya keluar dari mobil   masuk gedung, sedang di dalam Ma Ri berjalan dengan gontai. 


Jung Won memasuki gedung dan di sana ia melihat Ma Ri yang hampir limbung berpegangan pada tembok. 


Jung Won menatap Ma Ri lama yang menunduk kemudian mengangkat wajahnya. 


Wajahnya membangkitkan memori Jung Won saat Ha kyung terseyum padanya dan menghampirinya. 


Ma Ri terkejut  senang melihat  jung Won yang baru datang. Ma Ri menatap Jung Won. 


 Dan dalam bayangan Jung Won, Ia mengingat bagaimana Ha Kyung menatapnya dengan tatapan yang sama. 


Ma ri tersenyum pada Jung Won dan menyapanya.

 Bersamaan dengan Jung Won yang memanggilnya Ha kyung. 
“Dokter”
“Ha Kyung.”


Dalam bayangan Jung Won, Ha Kyung meninggalkannya dan Jung Won memanggil namanya. 


Ma Ri sepertinya tak enak hati pada jung Won. 


Ma Ri berjalan lunglai ke arah Jung Won dan hampir roboh. Untunglah Jung Won sigap menangkap tubuhnya. 


Melihat Ma Ri dalam dekapannya seperti menyadarkan Jung Won bahwa wanita di hadapannya adalah Ma Ri. 


Jung Won melihat In Wook yang keluar bersama Sung Ho, secepatnya ia bersembunyi di balik tembok.


 Terdengar percakapan mereka yang didengarkan Jung Won. 
“Kapan kita bisa bertemu?”
“Hari apa kamu libur?”
“Akan kukabari setelah memeriksa jadwalku.”
“Baiklah kalau begitu.”
“Sayang sekali, tapi nanti kita bertemu lagi.”
“Kita akan. ..”
“Melihat langsung begini, anda jauh tampan. Kulit anda juga tampak sempurna.”
“Aku akan segera menghubungimu.”
“Baik. Itu kehormata  bagiku.Sampai nanti.”
“Kutunggu kabarnya.”
Mereka berjabat tangan. 


In Wook dan Sung Ho akhirnya pergi. Jung Won nampak lega dan Ma Ri menangis dalam pelukannya. 
“Dia sudah pergi.”kata Jung Won menenangkan. 


Jung Won merangkul Ma Ri, menenangkannya kembali. 


In Wook di mobil kepikiran Ha Kyung palsu alias Ma Ri. In Wook mengingat raut muka ketakutannya saat ia menarik syalnya. 


In Wook sepertinya ingin marah. 


Sung Ho menghampiri kedua perawat. “Dari tadi aku tidak melihat dokterSeo, ke mana dia?”
“Jadwal sorenya kosong. Dia pergi ke rumah ibunya.”
“Begitu. Kenapa presdir Kang sampai ke sini? Apa dokter Seo mengoperasi VVIP tanpa sepengetahuanku? 


Para perawat tidak menjawab. Perawat wanita melihat perawat lelaki, lalu perawat wanita berbisik bisik dan menarik rekannya untuk pergi meninggalkan Sung Ho yang penasaran.


EmoticonEmoticon