Jumat, 03 Mei 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 18 PART 2


Penulis Sinopsis: Lavender
All images credit and content copyright: MBC

Ma Ri masih menangis dalam pelukan Jung Won. 


Ma Ri teringat saat Jung Won memanggilnya Ha Kyung. Ia pun melepaskan diri dari pelukan Jung Won. 
“Maaf atas ketidaknyamanan ini. Aku harus pergi.”
“Biar kuantar.”
Jangan. Aku mau pulang sendiri.”


Ma Ri  pergi meninggalkan Jung Won. Keluar gedung. Jung Won mengejarnya dan mencarikan taksi. Jung Won megantar hingga taksi berlalu. 


Joo Hae Ra memeriksa kontrak kesepakatan dengan grup gunha. 


Jung Won masuk ke ruangannya kemudian. Hae Ra kaget melihatnya. 
“Kamu sudah menemuinya? Cepat  juga kamu kembali.”
“Kurasa seharusnya aku menanyaimu. Kenapa Ma Ri ke sini.” Joo Hae Ra diam tidak menjawab. 


Ma Ri yang telah pulang, mengingat perkataan In Wook jika dia mengenal istrinya, dia harus memberitahu istrinya kalau mereka akan segera bertemu. 


Ma Ri masih berdiri dibelakang pintu kamarnya dan mengingat pertemuannya dengan In Wook tadi. 


Ia juga mengenang saat saat JungWon menenangkannya dengan rendaman bunga lavender setelah In Wook mendatangi rumah Jung Won.


Juga saat Jung Won memberinya ponsel. Agar ia bisa memberi kabar. 


Ma Ri mengenang saat di rumah Jung Won di malam In Wook datang dan ia menemuinya sebagai Ha Kyung. Ma Ri hampir oleng jika Jung Won tak merangkulnya. 


Ma Ri kembali terkenang saat bertemu InWook di depan galeri seni kyung dan Jung Won kembali menyelamatkannya. 


Juga pertemuan terakhirnya dengan Jung Won dan ia dipanggil Ha Kyung. 


Ma Ri termenung sedih mengenang semua kebaikan Jung Won. 


Kembali ke Hae Ra dan Jung Won. Hae Ra mencoba membela diri. “Aku tidak punya pilihan lagi. Sudah kubilang ini satu satunya cara.”
“Ini tidak menguntungkan siapapun.”
“Setidaknga galeri mendapat keuntungan.”
“Aku akan batalkan kesepakatan ini.”


“Apa?” Hae Ra terkejut mendengarnya. 

“Kamu hanya perlu mengetahuinya.”


Jung Won hendak pergi,  joo hae ra menyindirnya, “ Bagimu galeri ini hanya sekedar kenangan Ha Kyung. Bagaimana denganku?”
Jung Won berbalik menghadapnya, Hae Ra lanjut bicara, “ Setelah dia alami kecelakaan itu, tidak sejak dia memberitahuku dia akan membuka galeri atas namanya meski tidak tahu apapun soal seni. Akulah yang berkorban untuk mengelola galeri ini. Tentu. Tempat ini pasti kenangan indah bagimu, tapi bagiku inilah hidupku.”


Jung Won menimpali, “Tetap saja tidak seharusnya kamu memanfaatkannya.”
“Kenapa tidak?”wajah ha kyung menyelamatkan nyawanya memang apa salahnya berakting seperti ha kyung sebentar saja?”
“Bagaimana dengan Ma Ri?”
“Kamu mempertaruhkan nyawa seseorang agar kita bisa hidup. Aku tidak mau lagi kamu mengecewakanku.”


Jung Won akan pergi lagi. Joo hae Ra berteriak, “Kamu. Kamu dahulu selalu memihakku. Kenapa kamu berubah? Apa arti wanita itu bagimu? Apa yang kamu rasakan padanya?” Katakan apa artinya bagimu?”

Jung Won tak bisa menjawab . Ia teringat saat memeluk Ma Ri yang ketakutan. Jung Won mengambil berkas kontrak. 
“Aku akan mempelajari kontrak ini sebelum membatalkannya.”ujarnya pada Hae Ra. 


Hae Ra yang kesal menangis sendiri. 


Jung Won yang menuruni tangga galeri berhenti untuk memeganginya dadanya. Jantungnyakah? 


Perasaanku padanya mungkin... Jung Won sulit mengakui. 


Hingga malam tiba  Ma ri masih melamun. Dan memakai gaun ha kyung. 


Ma Ri mendapat panggilan telepon dari Jung Won. 
“Hae Ra sudah membetitahu.”
“Maaf aku.”
“Aku tahu apa alasanmu”
“Aku..”
“Aku minta maaf.”


Jung Won berkata, “Maafkan aku, kalau aku tidak memberimu wajah istriku mungkin kamu akan hidup damai. Aku juga terluka membayangkan sesakit apa kamu harus melaluinya. Aku akan pastikan kamu tidak perlu bertemu dengannya lagi. Kamu baik baik saja? Aku mengkhawatirkanmu.”
“Ya aku baik baik saja. Aku harus mengurus hal lain.” Ma Ri menutup telepon. 


Ma Ri mendapat pesan dari jung Won, selamat malam. Jangan cemaskan apapun. 


In Wook camping sendirian. Ia duduk di depan api unggun. Ia bicara sendiri. Woo ha kyung siapa kamu? Sebenarnya? Siapa kamu? 


In Wook tertawa sendiri entah apa yang ada dipikirannya. Konyol sekali. Tidak mungkin. Sanggahnya. 


Ma Ri masih melamun sendiri. Narasi Jung Won perasaanku padanya mungkin... 


Jung Won berjalan sendiri di keramaian di malam hari. Ia berpikir, mungkin aku tidak bisa merelakan Ha Kyung. Sembari ia teringat saat memanggil Ma Ri dengan nama Ha kyung. 


Atau jika bukan begitu berarti mungkin aku ingin mulai dari awal lagi. Kemudian Jung Won berlari dan menghentikan taksi. Sementara Ma Ri sepertinya bersedih, ia menangis sendiri di dalam kamar. 


Aku terpikat karena cinta


EmoticonEmoticon