Minggu, 12 Mei 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 21 PART 1


Penulis Sinopsis: Lavender
All images credit and content copyright: MBC

Ma Ri sedang mengobati luka Jung Won. 


Jung Won menatap Ma Ri, “Kamu pasti ketakutan. Aku tidak bisa membayangkan setakuta apa kamu selama ini. Hari ini aku akhirnya menngerti. Aku juga akhirnya menyadari kemarahan terpendam yang tidak kusangka ada.”


Jung Won melanjutkan, “Kupikir aku seperti tanaman, tenang dan sabar. Tapi seolah aku melempar vas, ada kemarahan dalam hatiku yang ingin menghancurkannya.”


Ma Ri menimpali, “Jangan begitu. Jangan mengobati hatimu dengan emosi jahat seperti itu. Jangan lakukan itu untukku.”


Ma Ri dalam hati sembari menatap Jung won, Aku tidak pernah takut kehilangan nyawaku. Aku hanya tidak boleh mati karena ibuku. Tapi sekarang ada alasan lain aku tidak boleh mati. Dia. 


“Episode 21 Boleh Kunyatakan Cintaku Padamu?”


Anak buah In Wook, Sung Wook, hendak menyentuh tangan In Wook, tapi In Wook menepis tangannya dengan kasar. 


Jung Won mencoba memperbaiki pintu kamar Ma Ri yang dibobol In Wook tapi sepertinya rusak. Jung Won meminta Ma Ri tinggal di rumahnya tetapi Ma Ri mengatakan dia tak apa dan ingin di rumah atap saja. Ma Ri meminta  Jung Won jangan mencemaskanny dan pulang saja. 


In Wook pergi ke rumah Hae Ra dan saat Hae Ra membuka pintu,Hae Ra melihat luka di tangn In Wook. 
“Kenapa kamu ke sini?”
“Kamu tahu betul kenapa aku begini, bukan?”
Joo Hae Ra menggeleng lemah. 


Jung Won dan Ma Ri sedang beres beres di rumah Ma Ri, Ma Ri mengambil tas hitam besarnya lalu duduk memperhatikan Jung Won. Ma Ri bercerita “Saat aku masih muda,orangtuaku terlihat sangat bahagia. Karena kupikir pernikahan sama seperti main rumah rumahan. Seperti dalam dongeng kupikir kamu hanya perlu membuat sup dan berjalan melewati hutan. Kupikir yang ada dalam pernikahan hanya kisah menyentuh hati dan manis. 


Jung won menimpali, “Semua orang memiliki pernikahan impian. Berbelanja bersama dan memilih kaus kaki bayi. Terkadang suami istriku bertengkar karena hal kecil. 


Ma Ri kembali menyahut lalu saat istri kabur dari rumah karena bertengkar, si suami akan mencarinya dengan bertelanjang kaki. Jung won terseyum, “terlalu riskan kalau bertelanjang kaki.”


Ma Ri, “Hatinya sangat hancur karena dia melukai istrinya karena itu dia lupa sedang bertelanjang kaki. Seperti apa kehidupan pernikahanmu? Pasti sangat bahagia. 


Jung Won terdiam cukup lama dalam bayangannya terlintas saat Ha Kyung kali terakhir pergi meninggalkannya untuk selamanya. Ma Ri juga membayangkan In Wook. 


Joo Hae Ra sedang membebat tangan In Wook yang terluka. 
“Kalian berkelahi?”tanya Hae Ra. 
“Berkelahi? Dengan siapa? Dimana? Kenapa? Kamu menusukku dari belakang. Aku yakin kamu mengetahuinya saat menghubungiku. Dan sering kali.”
“Aku menusukku dari belakang?”
“Kamu menipuku,tapi kamu mau sepihak denganku. Bukannya itu pengkhianatan?” Hae Ra tak tahu harus menjawab apa. 


In Wook lanjut, “Saat kutanya soal kamar kerja Woo Ha Kyung, kamu tidak menjawab, tapi kamar kerja itu sebenarnya kamar dibagian atap. Direktur sebuah galeri seni bekerja di ruang atap? Kamu pikir aku bodoh? Kalau kamu benar benar memihakku jelaskan sekarang juga. Bagaimana kenyataannya!”


In Wook duduk lebih mendekat pada “Joo Hae Ra, Kamu tahu di mana istriku?”
“Kamu seharusnya tidak mencari wanita yang sudah meninggalkanmu kamu hanya membuatnya bersembunyi lebih jauh meski dia kembali pun, dia mungkin bukan milikmu lagi.”  In Wook agak terkejut dan duduk agak menjauh dari Hae Ra. 


Jung Won dan Ma Ri duduk berjauhan. Ma Ri melihat jam menunjukkan pukul setengah empat pagi, beralih melihat Jung Won yang tertidur. Ma Ri beranjak mengambil selimut dan menyelimuti Jung Won


Ma Ri melihat luka di kening Jung Won dan menyentuhnya sambil berujar dalam hati, Aku takut dengan bersamanya aku hanya akan membuatnya berada dalam bahaya. Aku takut pria tidak bersalah ini akan mengalami kemalangan. Ma Ri kemudian mengambil jaket dan tas besarnya, menatap Jung Won terakhir kali sebelum pergi. 


Kembali ke rumah Hae Ra. Dia mencoba merayu In Wook, 
“Lupakan istrimu. Dan carilah yang tulus mencintaimu.”
“Tidak akan. Tidak ada yang bisa menggantikannya.”


“Tidak ada yang bisa menggantikannya?”
“Kenapa kamu menyedihkan sekali? Aku kehilangan orang tuaku saat masih kecil dan tumbuh tanpa kasih sayang mereka. Dan aku mencintai seorang pria yang bahkan tidak memandangku untuk waktu yang sangat lama. Kamu mengingatkanku pada diriku sendiri.” Cerita Joo Hae Ra dengan tampang merajuk. 


In Wook menyahut ketus, “memangnya kamu apa soal aku?”


Hae Ra memegang lengan In Wook, “Seseorang yang patah hati bisa saling mengenali.”


In Wook seperti hampir tersentuh. 


Hae Ra mulai menggoda In Wook dengan membelai wajahnya, dan In Wook memegang tangan Hae Ra kuat kuat. “Aku memahamimu”kata Hae Ra. Mereka saling menatap. 


Jung Won masih tertidur dan Ma Ri meninggalkan catatan. 


Ma Ri telah naik  taksi berkata lirih, Besok pun Kang In Wook mampu merajut jaring mengerikan. Aku harus pergi sebelum tertangkap. 


Hae Ra masih melanjutkan rajuannya, “Aku ingin menatap matamu dari dekat. Matamu yang dingin setajan ular.”


Seakan termakan rayuan Hae Ra ,In Wook mendekatkan wajahnya pada wajah Hae Ra. Semakin dekat,begitu pula Hae Ra, mendekat ke arah In Wook, mereka siap berciuman tetapi tetiba In Wook tersadar kembali dan menjauh dari Hae Ra. 


In Wook berdiri dan meninggalkan rumah Hae Ra. 


In Wook berjalan lunglai lalu duduk di bangku taman dengan nafas terengah engah. 


Tetiba In Wook melihat  siluet seorang wanita dihadapannya. 


Wanita itu menoleh dan terlihatlah wajah Ha Kyung. (in wook ini kyk pny firasat ya gaes)


In Wook terkejut melihatnya kemudian memanggil manggil Ma Ri. 


Kemudian bayangan Ha Kyung menghilang. In wook berteriak, Siapa kamu?


EmoticonEmoticon