Minggu, 12 Mei 2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 21 PART 2


Penulis Sinopsis: Lavender
All images credit and content copyright: MBC

Hae Ra, berkata sendiri, Yoon Ma Ri mungkin tidak bisa menaklukkan hewan kesepian itu, tapi aku bisa. 


Jung Won terbngun. Ia mencari cari Ma Ri, dan tak melihat tas hitam diatas kursi. Jung won menemukan catatan Ma Ri yang memintanya untuk menjauh darinya agar ia aman. Ma Ri juga minta maaf. Setelahnya Jung Won keluar mencari Ma Ri. 


Jung Won menelepon Ma Ri tapi nomornya tak aktif. 


Ma Ri berjalan sambil melamun dan ia hampir tertabrak saat akan menyebrang. Ma Ri membayangkan jika ia menghilang dengan cara mati. 


Jung won mengirimkan pesan pada Ma Ri, kamu dimana. Aku mencarimu kemana mana. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Jawab panggilanku. 


Jung Won menelepon Ma Ri, kamu di mana? 
“Kenapa kamu mencariku?aku tidak mau kamu menderita hanya karena aku. Dengan adanya aku disisim hanya akan membuatmu menderita.”
“Ma Ri, kamu.”
“Aku tidak mau merasa menyesal lagi. Aku berjanji suatu hari nanti aku akan membayar utang budiku padamu.Baiklah selamat tinggal. Maafkan aku.”


Jung Won kebetulan mendengar pengumuman keberangkatan kereta. Jung Won bergegas menyusul ke stasiun. 


Ma Ri duduk di menunggu kereta sambil melihat tiket keretanya. Sepertinya Ma Ri menunggu Jung Won. 


Ma Ri naik ke kereta api tapi turun lagi. Hingga kereta berangkat. 


Jung won tiba di stasiun.Ia melihat Ma Ri yang akan masuk ke kereta dan Jung Wwon secepatnya menarik tubuh Ma Ri ke dalam pelukannya. 


“katamu kamu tidak ingin melihatku kesulitan kalau begitu jangan pergi.”
“Kalau di sini, aku hanya membahayakanmu.”
“Tidak masalah, karena itu, jangan pergi.”


Jung Won mengeratkan pelukannya. 


Ma Ri membalas pelukan Jung Won. 


Narasi jung won, tangannya dengan putus asa memelukku. Seolah dia sudah menantikanku. Seolah dia memintaku menyelamatkannya. Seolah dia menantikanku menahannya. Aku busa merasakan perasaannya saat dia memelukku.” Kereta melaju di belakang mereka. 


In Wook diruang lukis Ma Ri menangis mencium baju Ma Ri. 


In Wook berkata sendiri, “kenapa aku melihat wajah Ma Ri di wajah Woo ha kyung. Kenapa aku berpikir seperti itu?” In Wook melihat lukisan laut Ma Ri, baju Ma Ri ditangannya terjatuh. 


Jung Won membawa Ma Ri ke rumahnya. Jung won akan membawakan barang Ma Ri sepulang kerja nanti. Ma Ri diam menunduk. Jung won mengatakan kalau ia bisa memahaminya dan minta  Ma Ri untuk tidak cemas dan menguatkan diri. 


Jung Won mengulurkan tangannya, Ma Ri membalas memberikan tangannya. 


Mereka kemudian bergandengan tangan. 


In Wook akan berangkat kerja, di halaman rumahnya, ia diantar oleh ahjuma kan il sang, dan beberapa pelayan. Ahjuma nyelutuk, “aku akhirnya mendengar rumor tentangmu dari bagian finansial. Mereka bilang istri seorang pewaris perusahaan menghilang. Kurasa sekarang sudah terlalau terlambat membuat mereka yakin itu hanya rumor.”


“Kamu memedulikan apa pendapat orang lain?”
“publik selalu menantikan hancurnya keluarga sukses.”
“Apa? Kamu takut? Kamu simpanan oportunis pemilik perusahaan yang dulu hanya bekerja sebagai sekretarisnya. Aku meragukannya.”


Ayah In Wook datang kemudian. 
“Kamu pikir aku tidak tahu apa saja yang kamu lakukan belakangan ini? Seharusnya sudah kusadari saat kamu membawa wanita yang mirip ibumu. Seharusnya sudah kusadari kalau kamu sangat naif. Kamu pasti menangis tersedu sedu berusaha mencari wanita yang hilang itu.kenapa?kamu berharap aku gentar saat kamu membawa wanita yang mirip ibumu?”
“Tidak. Aku ingin ayah merasa bersalah.”
“Merasa bersalah? Aku? Aku selalu tahu pada akhirnya kamu hanya akan menjadi sepertiku.”


“Melihat istrimu kabur darimu dan masuk kepelukan pria lain. Bawa dia kembali sekarang juga! Jika tidak,kuhapus kalian berdua dari silsilah keluargaku.”


In Wook akan pergi tapi ayah menahannya. “ Berterima kasihlah padaku karena membuatmu seperti sekarang ini. Dasar berandal arogan!


Ayah akan memukul In Wook tapi In Wook menahannya dengan mengatakan terlalu banyak orang jika ayah memukulnya. Ayah pun menurunkan tangannya. 


“Kuberikan waktu 10 hari. Bawa dia kembali.” Kata ayah sambil mengguncang bahu In Wook. 


Di dalam mobil Sung Wook menanyakan tangan In Wook yang terluka, In Wook menjawab untuk melihatnya sendiri. 


Anak buah ayah In Wook mengatakan jika In wook baru baru ini membuat kontrak dengan galeri seni kyung. Ayah memintanya mencari tahu lebih banyak. Ayah mengepalkan tangannya marah. 


Jung Won masuk gedung. Ia bertemu joo hae ra. Hae Ra menanyakan kenapa wajah jung won yang terluka, jung won mengabaikan Hae ra dan masuk ke lift. 


“Kamu tidak pernah berkelahi. Kenapa kamu berubah. Kudengar dari presdir Kang dia tidak akan membatalkan kontrak. Baguslah.”
Jung won masih diam. Tak menghiraukan Hae Ra. 


Hae Ra mengikuti jung won ke kantornya. 
“Aku tahu kamu menganggapku tidak ada. Tidak masalah. Aku tidak akan lagi mencemaskanmu. Tapi biar kuperjelas satu hal. Aku penanggung jawab galeri itu, jangan berani kamu mengakhiri kontrak itu.”


“Kamu sudah memberitahu Ma Ri dia akan menghadiri makan malam apa? Kamu memberitahunya kalau presdir kang akan disana juga? Kamu memasukkan burung yang lemah dalam kandang singa.”
“Burung yang lemah? Sadarlah Jung Won. Dia tidak lemah kamulah yang lemah pada wanita berwajah ha kyung itu. Di hari kontrak itu disepakati, dia tidak tampak takut menghadapai presdir Kang. Kamu harusnya melihatnya.”
“Itu karena dia berusaha keras.”
“Apa?”
“Dia memberanikan diri.”


“Kamu ingat burung kecil yang masuk rumah kita lewat jendela? Burung itu berusaha keras meninggalkan rumah kita dan kamu menangis karena kasihan padanya. Ku mohon kembalilah menjadi jung won Hae Ra yang kukenal.”
“Kamu pikir aku menangis karena kasihan pada burung itu? Aku menangis karena kamu menangis itu alasanku menangis. Aku tidak pernah memedulikan burung itu. Aku hanya memedulikanmu. Kamu tidak tahu? Kamu tidak tahu kenapa aku tidak memberitahu presdir kang. Pikirmu hanya karena burung itu? Itu karena jika dia tahu, kamu akan mati. Kamu pikir dia akan membiarkanmu usai mengubah wajah istrinya? Yang membuatnya sangat terobsesi itu?”
“Jangan lakukan itu karena aku. Aku akan baik baik saja.”


“Baik. Masa bodoh kamu mati atau tidak. Kalau ini pilihanmu, entah apa yang akan kulakukan selanjutnya.”


Joo Hae Ra meninggalkan ruangan Jung Won. Dan Jung Won terdiam dengan mata berkaca kaca.


EmoticonEmoticon